Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Kamis, 18 Oktober 2007

Perjalanan Belanju = Pulang Kampung

Seperti daerah lain, Empat Lawangpun memiliki tradisi pulang kampong/mudik, disaat Hari Idul Fitri semakin dekat, para perantau warga Empat Lawang yang tersebar dikota kota besar di Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa bersiap diri tuk pulang kampong, melepas rasa rindu kan kampong halaman serta sanak saudara. Tradisi pulang kampong warga (Lintang) Empat Lawang disebut Belanju

Ada yang naik pesawat, ada yang naik Bus umum dan ada yang membawa kendaraan sendiri. Dari Ibu Kota Jakarta telah tersedia angkutan umum yang menuju ke kota Pendopo Lintang dengan jarak tempuh lebih kurang 20 Jam, perjalanan yang cukup melelahkan, namun hilang sudah rasa capek dan lelah bila telah tiba di kampong tercinta.

Bus yang melayani rute ke Empat Lawang terdapat di terminal Kalideres dan pool mereka yang ada di daerah Tangerang dan sekitarnya.

Hampir tiap tahun tradisi belanju/mudik ini penuh dengan pernak pernik, suka dan duka jalanan yang macet, banyak calo yang berkeliaran, keterlambatan kedatangan bus di terminal dan banyak lagi yang lainya, yang senantiasa menghiasi suasana belanju, namun semua itu tak menyurutkan semangat untuk kito belanju, betemu ngan endung bapang, nek anang nek ino serto deng begadeng…kalu nyo mudo betemu ngan pelinjangan no… betaun betaun merantau, matak bekal peranti jemo didusun.

Perjalanan dari Ibu Kota, menuju kampong halaman cukup melelahkan, bayangkan kita harus duduk di bus lebih kurang 20 jam, mungkin sedikit terobati manakala kita berada di Kapal Roro (Ferry), menyeberangi Selat Sunda menatap laut nan biru serta teduh…, rasa ingin tiba di kampong dengan segera semakin mengebu….

Tiba di dermaga Bakauheni…hari telah senja, sang Mentaripun meninggalkan ufuk merah di ujung langit…., penat hilang lah sudah…perjalanan di bumi Andalaspun di mulai.

Memasuki Propinsi Lampung (Bumi Ruwa Jurai), jalanan yang berliku liku turun naik gunung, sang bayu pun semilir bertiup lembut membawa keharuman rerumputan, sejuk segar hinggap didada, sejenak terlupakan Panas, gersang dan Polusinya Jakarta.

Wahai kampong Halamanku tercinta, ini aku datang…. Aku rindu kan suasana pedesaan, ku ingin seperti masa kecilku dulu….mandi di sungai berlari lari kecil di perkebunan kopi dan di persawahan…bersama sahabat sahabatku…

Melintasi Propinsi Lampung pada malam hari, tak banyak yang dapat dilihat…sesekali berlintasan dengan bus bus yang datang dari arah Palembang.

Jelang Subuh bus tiba di Kota Baturaja..bus pun singgah di sebuah rumah makan, tuk beristirahat sekaligus untuk makan sahur serta menunaikan Sholat Shubuh, ketika sang Surya mulai menampakan diri kami telah tiba di kota Muara Enim, melintasi jalanan dari Muara Enim menuju Kota Lahat….hati ini semakin mengebu untuk sesegera mungkin tiba di dusun/kampong halaman, manakala melawati Bukit Serelo (bukit tunjuk)..duh hati ini rasanya tak dapat di lukiskan lagi perasaannya….

Seakan bukit tunjuk menyapaku…”ngapo lalamo nedo balek, kami lah gindu nian ngan kaban” ( kenapa sudah lama gak pulang, kita kita sudah rindu sekali dengan kamu).

Memasuki Kota Lahat, kesibukan di kota ini sudah semakin padat..lalu lalang kendaraan, becak dll sudah semakin banyak…kami pun melintas menuju Kota Pagaralam, diperjanan ini suasana perjaanan penuh dengan likuan (tikungan) yang membuat kita banyak mengucap syukur kehadirat ILLAHI sungguh Indah Cipataan ALLOH..jalan yang berliku turun naik gunung, di kiri kanan tumbuh pepohonan nan hijau menyebar aroma khas, gemercik suara air sungai… sesekali terdengar kicau kicau burung bernyanyi…

Gunung Dempo telah tampak…Kota Pagaralam yang berudara sejuk dan dingin, seakan menyambut kedatanganku…..
Tampak sudah kota Pagaralam semakin cepat dalam pembangunannya…

Pejalanan pun masih dilanjutkan menuju Kota Pendopo Lintang….dari tanah basemah/pasemah kami menuju ke tanah Lintang Empat Lawang, kampong halaman tercinta…., disepanjang jalan masih seperti dulu, perkebunan kopi serta sesekali melintasi sawah dan sungai, ku buka selebar lebarnya rongga napas ini, biar…biarlah udara yang segar nan bersih mencuci paru paru ku yang kotor penuh polusi dari Ibu Kota Jakarta.

Menjelang Dhuhur tibalah sudah di kampong halaman, oh…suasana begitu mengharukan, sanak saudara berkumpul menyambut kedatangan kami….berpelukan, penuh tawa dan canda..melepas rasa rindu……………..

Itulah sekilas perjalanan belanju/mudik/pulang kampong kami, Insya Alloh di postingan selanjutnya kami akan tampilkan suasana lebaran di kampong serta beberapa poto perjalanan pulang kampong.

1 Comment:

Anonim said...

aq, febriana jme pgralam. mbak ni aq dang d rantau, lmak nian cknye blik dsun. n lmak nian nginak blog lintang 4 lwang. ase k, blik dsun. my home town, tunggu kedatanganku. n slam tk kance2, yang knal aq. aq alumnus SMU 1 Pagaralam, tmat e tahun 2003. slam ngindu gle. n kle kite kumpul agi, smbil crite pengalman kite, OK. good Luck

Poto Anggota Komunitas L4L