Saat ini kondisi bangunan tersebut nampak terbengkalai, karena rumput dan semak belukar disekeliling bangunan tersebut sudah meninggi.
Kepala Dinas Peternakan Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (DP3KP) Empatlawang Rudianto mengatakan, beum difungsikanya bangunan tersebut, karena peralatan pendukung operasional belum tersedia. Sehingga menurutnya, secara teknis aktifitas pemotongan hewan di lokasi tersebut belum bisa dilaksanakan.
“Bangunanya sudah selesai, namun alat-alat pendukung didalam belum ada,” ujarnya berasalan, Rabu (22/5/2013).
Bangunan RPH itu sendiri dibangun menggunakan anggaran dari pusat yang berasal dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Sedangkan Kabupaten Empatlawang dalam hal ini hanya menyediakan lahan.
Peralatan pendukung operasional itu sendiri menurutnya juga disediakan oleh pemerintah pusat, termasuk tenaga kerja yang akan melaksakan aktivitas pemotongan itu sendiri.
Bahkan menurutnya, disana nantinya akan disediakan tim pemantau kesehatan hewan, sehingga hewan yang disembelih natinya benar-benar memang layak untuk dikonsumsi.
“Apa saja alat-alatnya kita juga kurang memahami, termasuk kapan resminya RPH itu sendiri beroperasi juga belum ada pemberitahuan,” tandasnya.
Menurut Kabid Peternakan DP3KP Kusmana, selama ini untuk memenuhi kebutuhan daging d Empatlawang khususnya di pasar Tebing Tinggi dan Pendopo masih mengandalkan hewan yang dipotong oleh para pedagang daging itu sendiri.
Untuk pengawasan kesehatan hewan dirinya mengakui memang masih agak lemah. Sedangkan untu pengawasan harga, mereka bekerja sama dengan pihak UPTD Pasar.
“Memang belum terlalu intensi untuk pengawasan harian, kecuali untuk moment seperti haria raya kita membentuk tim pengawasan terpadu,” ujarnya.
0 Comments:
Post a Comment