EMPAT LAWANG – Pembuatan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Desprindag) Kabupaten Empat Lawang dikeluhkan warga. Betapa tidak, proses yang harus ditempuh warga untuk mengantongi izin ini memakan waktu cukup lama, bahkan terkesan dipersulit oknum pegawai. Tak hanya itu, ada indikasi bahwa dalam pembuatan izin tersebut oknum yang mengurus berupaya untuk meminta uang pelicin.
“Bagaimana kami patuh kalau proses izin saja dipersulit. Bayangkan untuk menyelesaikan satu izin kami harus menghadap kesana kemari memakan waktu berbulan-bulan,” terang Yan, salah satu seorang pengusaha di Tebing Tinggi.
Selanjutnya Yan menyampaikan berkas yang dibuat sudah layak dan memenuhi ketentuan namun saat pengurusan tetap saja banyak kesalahan, sehingga harus dibuat ulang. ”Bila pengurusan diserahkan kepada pegawai maka uang administrasinya sangat tinggi,” keluhnya.
Hal serupa dikatakan pengusaha inisial AL menyampaikan bahwa administrassi yangharus dikeluarkan tidak transparan, kemungkinan tidak berdasarkan ketentuan pasalnya biaya setiap usulan pembuatan SITU tidak sama. ”Penawarannya sangat tinggi, namun dapat ditawar makanya kami curiga. Jangan-jangan permintaan biaya hanya permainan petugas,” paparnya.
Ia berharap Pemkab Empat Lawang lebih memperhatikan pelayanan kepada masyarakat, karena pengurusan izin dapat menambah pendapatan daerah. Namun demikian harus dijalankan berdasarkan peraturan daerah (perda) yang jelas dan transparan.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan kabupaten Empat Lawang, Najamudin Zahier menampik keluhan pengusaha tersebut. Menurutnya, semua proses pembuatan SIUP dilakukan berdasarkan Perda yang ada.
Begitu juga dengan proses pembuatan SITU sudah dilakukan berdasaarkan ketentuan. Namun Najamudin tidak dapat mengurai secara rinci persyaratan karena ada rincian nya di kantor. “Kalau biaya tidak perna diambil besar, semua sesuai mekanisme dan aturan sesuai tingkatan usaha,” katanya.(sf)
3 Comments:
kito mase mudo baru seumur jagung jugo blum.
munkin systemnyo belum terkoomodir, serba manual dan sdm yg terbatas, ditambah mental jemo kito "kito galo karuan olok mano mental kito galo"
tapi aku salut ngan perkembangan lintang mak ini.. hebat..
jadi PR kito galo supayo lintang jadi bagus dari segalah bidang.
jemo kito banyak nyo pintar ngan hebat-hebat,, aku yakin suatu saat lintang pacak berkembang lebih alap lagi..
dan bagi yg pintar2, jgn mintari adeng sanak dewek. hehehe...
untuk pemerinthanyo samo DPRD buatlah UU atau perda atau apolah namonyo khusus lintang, agar masyarakat kita mulai sadar hukum dikit..dan kalu pacak utamakan di segi taninyo, misalnyo ado semacam subsidi pupuk, racun, benih... dll.. dan tindak tegas lah yo galak bajudi ngan maleng,,hahaha.. soalnyo kito di jkt ni terkenal ngan tujah, maleng o bae..lah nedo zaman agi kaluu be.
perdulilah sesama jemo kito.. jangan nyo kayo ngan berhasil bae di ilok-ilok'i..
seperti contoh kasus SITU-SIUP dll.. mungkin memang mak ini maseh banyak keterbatasanyo.. bersabar baelah, bagi pemerintahannyo jgn pulo jadi kesempatan mentang2 sarana dan prasarana blum lengkap jadi alasan.
satu agi. kalu pacak setiap kepala desa buatlah WC/beberapa rmh.. supayo ayek derasnyo bening trus. hutan'o jgn dimalengi trus.. jgn nak kayo dewek bae.. kasian ngan anak cucung kito nanti.
maaf kalu kurang sopan yo, tapi lebih dini lebih baik apa nyo harus kito utamakan kudai, semoga. amin
sudirman (0888-114-2222)
dir_4@yahoo.com
sebagai usul.....
kemudian hari SKPD membuat kebijakan dengan "sistem pegurusan satu atap (one stop service)"jika demikian akan menghasilkan sistem yang cepat dan tepat.dengan SDM,Budaya dan Imannya dulu.
sebagai usul.....
kemudian hari SKPD membuat kebijakan dengan "sistem pegurusan satu atap (one stop service)"jika demikian akan menghasilkan sistem yang cepat dan tepat.dengan SDM,Budaya dan Imannya dulu.
dioes...
Post a Comment