Semenjak kami dihentikan, kami tidak ada lagi pekerjaan yang bisa menghasilkan uang. Sehingga, saya kesulitan untuk menghidupi keluarga,” kata Suklan (35), warga Desa Batucawang, kecamatan Pendopo, Senin (12/1). Dulunya penghasilannya mencapai Rp 1,5 perbulannya. Namun
sejak ia nganggur total, sedangkan pekerjaan pengganti belum ada ia kesulitan untuk mendapatkan uang. “Ya, bagaimana saya menghidupi keluarga apabila tidak ada penghasilan,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Ema (50) yang juga warga Batucawang, kecamatan Pendopo yang kesehariannya sebagai pekerja pembibitan sawit. Menurutnya, saat bekerja penghasilannya perbulan juga cukup tinggi, mencapai Rp 1.000.000. Dengan uang itu ia bisa memenuhi kebutuhan keluarga. “Cukup besar lah, dibandingkan dengan upahan harian di ladang yang besarnya hanya Rp 15.000 sehari,” katanya.
Senior Manager PT ELAP, Ir Widodo Langgeng saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya terpaksa menghentikan buruh harian mereka, karena memang tidak ada pekerjaan. “Kegiatan pembukaan lahan ataupun penanaman sekarang ini sedang dihentikan. Jadi, mereka juga terpaksa
dihentikan,” katanya. Dikatakannya, jumlah buruh harian yang terpaksa dihentikan sedikitnya 700 orang. “Kalau mereka tetap dipekerjak)an apa yang akan dikerjakan oleh mereka, sedangkan upahnya perbulan terus dibayar,” imbuhnya
sumber : sriwijaya post
0 Comments:
Post a Comment