Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Kamis, 14 Januari 2010

Ratusan Buruh Jadi Pengangguran

EMPATLAWANG - Sedikitnya 700 buruh harian yang bekerja di PT Sawit Empat Lawang Agro Perkasa (PT ELAP) harus kehilangan pekerjaan. Pasalnya, sejak kegiatan perusahaan dihentikan sementara oleh pihak Pemkab Empatlawang, buruh harian tersebut juga harus dihentikan.

Semenjak kami dihentikan, kami tidak ada lagi pekerjaan yang bisa menghasilkan uang. Sehingga, saya kesulitan untuk menghidupi keluarga,” kata Suklan (35), warga Desa Batucawang, kecamatan Pendopo, Senin (12/1). Dulunya penghasilannya mencapai Rp 1,5 perbulannya. Namun

sejak ia nganggur total, sedangkan pekerjaan pengganti belum ada ia kesulitan untuk mendapatkan uang. “Ya, bagaimana saya menghidupi keluarga apabila tidak ada penghasilan,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan oleh Ema (50) yang juga warga Batucawang, kecamatan Pendopo yang kesehariannya sebagai pekerja pembibitan sawit. Menurutnya, saat bekerja penghasilannya perbulan juga cukup tinggi, mencapai Rp 1.000.000. Dengan uang itu ia bisa memenuhi kebutuhan keluarga. “Cukup besar lah, dibandingkan dengan upahan harian di ladang yang besarnya hanya Rp 15.000 sehari,” katanya.

Senior Manager PT ELAP, Ir Widodo Langgeng saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya terpaksa menghentikan buruh harian mereka, karena memang tidak ada pekerjaan. “Kegiatan pembukaan lahan ataupun penanaman sekarang ini sedang dihentikan. Jadi, mereka juga terpaksa

dihentikan,” katanya. Dikatakannya, jumlah buruh harian yang terpaksa dihentikan sedikitnya 700 orang. “Kalau mereka tetap dipekerjak)an apa yang akan dikerjakan oleh mereka, sedangkan upahnya perbulan terus dibayar,” imbuhnya

sumber : sriwijaya post

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L