Hal tersebut terjadi saat anggota dewan melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap SD Negeri 35 Tebingtinggi, Selasa (5/10). Hal itu terkait pemberitaan media massa terhadap rendahnya kualitas bangunan.
Dewan memutuskan akan memanggil Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dari Disdik Empatlawang. Selain itu kontraktor yang mengerjakan rehab bangunan yang didanai hibah Provinsi Sumsel.
Para anggota dewan juga sidak terhadap bangunan baru di tiga sekolah lainnya, yakni SDN 1, SDN 8 dan SMPN 1 di Tebingtinggi.
Dari tiga sekolah yang anggaran dana dari APBD Empatlawang yang dananya Rp 1 miliar lebih, kualitas bangunanya dipertanyakan, karena masih sudah terlihat banyak keretakan.
“Bagaimana tidak geleng kepala kalau bangunannya seperti ini, baru beberapa bulan sudah banyak kerusakan disana sini, sudah banyak yang retak, bahkan ada beberapa bagian bangunan seperti
kusen sudah terlepas. Tentunya ini sangat merugikan, baik dari pihak sekolah dan juga negara, karena dana pembangunan ini dikeluarkan dari pemerintah yang berasal dari rakyat,” ujar Ketua Komisi III DPRD Empatlawang, Indra Farazak.
Dikatakan, selain membahayakan siswa dan pendidik yang mengajar di sekolah itu, kerusakan akan menyebabkan pelaksanaan kegiatan mengajar (KBM) tidak efektif.
Begitu juga dengan fasilitas yang dimiliki, selain banyak yang rusak, ada beberapa sarana yang dimiliki tidak begitu memadai. Ruang kelas juga kurang, sehingga satu ruangan dibagi dua kelas dengan dipasang sekat atau pemisah.
“Bagaimana akan bisa mendapat kualitas pendidikan yang baik, kalau saranan dan prasarana yang dimiliki kualitasnya tidak bagus, serta serba kekurangan. Ini harus diperhatikan dan perlu pengawasan,” ujarnya.
Menurut Indra, Komisi III akan memanggil pihak Disdik Empatlawang, terutama yang termasuk PPTKnya serta kontraktornya. Para pelaksana pembangunan diminta memperbaiki kembali pekerjaannya yang sudah rusak itu.
Selain mempertanyakan kualitas bangunan, anggota DPRD dari komisi III ini juga menyoroti design atau perencanaan pembangunan gedung baru di tiga sekolah itu, karena tidak ada bangunan WC, padahal fasilitas ini sangat dibutuhkan.
sumber ; sriwijaya post
0 Comments:
Post a Comment