Bestari Suud dari Pendopo Lintang melaporkan, tak jarang kendaraan roda empat yang melintas di jalur tersebut “dipalak” oleh preman kampung di sepanjang tepian sungai Musi.
Para preman itu sudah menggunakan teknologi modern dalam menentukan targetnya. Ada yang berperan sebagai mata-mata yang standby di dua arah masuk ke jalur tersebut. Si “mata-mata” tadi memberi kabar kepada rekannya melalui HP bila ada kendaraan roda empat yang masuk ke sana, apalagi kendaraan pribadi yang terlihat mulus dan mahal, pasti mereka cegat dan uang pemiliknya mereka kuras habis.
Daerah paling rawan adalah antara Dusun Lingge – Padangtepong, Kecamatan Ulumusi. Jumlah preman di kawasan ini mencapai 80-100 orang. Mereka secara informal membentuk sebuah kelompok atau komplotan.
“Aparat berwenang setempat seakan tidak berdaya menghadapi kompolotan penjahat tersebut. Padahal, sudah banyak anggota mereka yang tewas ditembak Buser dari Polres Lahat,” kata Bestari dalam laporannya.
Kondisi jalan yang sangat parah juga ikut berperan memupuk tumbuhnya kejahatan di kawasan itu. Jarak tembuh dari Pasar Pendopo Lintang ke Pasar Padangtepong yang hanya 30 km bisa mencapai 3 jam.
Nara sumber : Abdul Madjid ( Koran_line )
0 Comments:
Post a Comment