Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Kamis, 24 Januari 2008

Warga Empat Lawang Temukan Teknologi Spektakuler

Warga Kabupaten Empat Lawang boleh sedikit berbangga. Pasalnya salah satu putra asli warga kabupaten baru yang masuk dalam wilayah Propinsi Sumatera Selatan ini, berhasil menemukan sebuah teknologi baru di bidang fisik konstruksi termutakhir di dunia.

Temuan ini diberi nama Teknologi Delta Qualstone SK.125 (selanjutnya disingkat TDQ SK.125). TDQ SK.125 adalah temuan di bidang pembangunan fisik konstruksi dan produk bahan bangunan multifungsi (untuk membuat rumah, talud, turap, jembatan, trotoar, jalan, dinding, bahkan landasan pesawat terbang dan lain-lain).

Ditemukan oleh putra asli Tebing Tinggi - Kabupaten Empat Lawang bernama Mursalim hasil riset lebih dari 20 tahun bergelut di bidang teknik sipil, teknologi yang juga disebut teknologi candi modern ini memiliki banyak keunggulan ketimbang produk sejenis. Keunggulan TDQ SK.125 antara lain; dari sisi kualitas sangat kuat (batu beton cetak/cor) standar K.125, ramah gempa (karena dari setiap pertemuan batu terdapat toleransi 2 mm yang bisa menahan kekuatan gempa hingga 7-9 skala richter), knock-down, ramah lingkungan (karena tidak melakukan pengerukan tanah dan pembakaran dalam proses pembuatannya), cepat (untuk membangun rumah tipe 36 bisa selesai dalam hitungan jam), serta lebih murah hingga 20 persen dibanding menggunakan produk bahan bangunan sejenis (batubata merah dan batako).

Teknologi ini tentunya juga bisa menjadi solusi rehabilitasi pembangunan rumah penduduk yang rusak akibat bencana alam dalam waktu yang cepat, dan bisa dijadikan solusi pembangunan rumah di daerah-daerah rawan gempa dan tsunami.

Sebagai karya intelektual, TDQ SK.125 telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman, Ditjen HAKI dan HAM dengan nomor Paten: S00.2002.00127, Desain: A00.2002.01748, dan Merek: D00.2002.18573-18783. Selain itu, TDQ SK.125 telah beberapa kali mengikuti pameran industri di Sumatera Selatan, serta telah diuji di Balai Besar Pengujian Barang dan Bahan Teknik (B4T) Bandung dan terdaftar di Business Technology Center - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BTC-BPPT).

Apabila teknologi ini bisa dikembangkan secara industri, tentu akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Lebih jauh akan berdampak positif bagi perekonomian bangsa apabila lisensi teknologi ini telah diakui dunia (teknologi ini dikembangkan dengan sistem lisensi waralaba/franchise). Dari sisi kebanggaan (pride) sebagai bangsa, kita akan dicatat sebagai bangsa penemu teknologi yang bisa menjadi solusi pembangunan di bidang fisik konstruksi termutakhir di dunia. Dan dari sisi kedaerahan, tentunya nama Kabupaten Empat Lawang setidaknya juga bisa sedikit terangkat.

Beberapa pihak telah menaruh minat dan perhatian yang sangat besar terhadap temuan teknologi ini. Bahkan investor dari luar negeri seperti Jepang dan Korea sedang mempelajari teknologi ini untuk dikembangkan di negara mereka. Meski produk teknologi ini belum dijual secara umum karena masih terkendala pendanaan, namun pesanan sudah mulai berdatangan. Saat ini teknologi ini sedang dikembangkan oleh investor lokal di DIY Yogyakarta dan Surabaya. Direncanakan dalam waktu dekat produk teknologi ini akan segera beredar di pasaran.

(Ahmad Zazili)

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L