Berdasarkan pantauan Empat Lawang Expres terlihat pondasi tersebut hanya diberi penahan bambu dan dilapisi plastik sehingga diperkirakan tidak dapat menahan beban yang berat terlalu lama. Bila tidak segera diperbaiki akan menambah parah kerusakan irigasi tersebut karena debit air semakin meningkat pada musim penghujan ini.
Hal tersebut disebabkan pembangunan saluran irigasi selama ini tidak dibangun secara optimal oleh para pemborong bahkan bahan yang digunakan untuk penahan tembok tersebut hanya berupa batang bambu, seharusnya untuk memperkokoh bangunan itu paling tidak menggunakan bahan besi sebagai penahan tembok agar dapat bertahan.
Mengingat saluran irigasi ini sangat berfungsi untuk mengairi persawahan seluas lebih kurang 325 Ha yang terdapat di tiga desa antara lain Desa Padang Gelai, Desa Muara Sindang, dan Desa Padang Bindu. Jika saluran tidak segera diperbaiki maka ke tiga desa tersebut akan mengalami gagal tanam.
Menurut Kepala Desa Padang Gelai, Mail saat ditemui Empat Lawang Expres mengatakan kerusakan irigasi ini telah terjadi pada musim tanam beberapa bulan yang lalu, tetapi warga mencoba mengatasi dengan cara menimbunnya dengan rerumputan karena pada waktu itu kerusakan masih terlalu ringan. “Cara itu juga dilakukan berulang- ulang agar masyarakat di tiga desa dapat melakukan penanaman,” katanya.
Dilanjutkannya, untuk menghadapi musim tanam saat ini tidak mungkin dilakukan dengan cara seperti musim sebelumnya, hal ini dikarenakan pondasi irigasi yang jebol semakin membesar akibat dari terjadinya penambahan debit air pada musim penghujan. “Oleh karena itu, saya mewakili masyarakat di ke tiga desa tersebut yang menggunakan saluran irigasi ini meminta kepada pemerintah kabupaten Empat Lawang dapat segera memperbaiki saluran ini,” harap Mail.
Hal serupa juga disampaikan pemelihara saluran irigasi, Merut mengeluhkan sulitnya menutup saluran yang jebol karena tingkat kerusakan terjadi sangat parah karena saluran ini semakin di aliri air semakin membesar tingkat kerusakannya. “Saya juga termasuk petani yang memanfaatkan saluran air tersebut untuk mengairi sawah milik saya,” ungkapnya.
Merut menambakan padahal irigasi ini belum begitu lama diperbaiki yaitu pada anggaran dana APBD 2008, tetapi karena mungkin pengerjaannya dibangun secara asal-asalan sehingga bukan membawa manfaat tetapi malah membawa masalah baru kepada masyarakat sekitar karena setiap saat harus menutup saluran yang jebol.
Mail menuturkan bahwa pihaknya merasa sedih karena pembangunan yang kurang begitu bermanfaat bagi masyarakat banyak. Tembok penahan ini hanya di beri kekuatan berupa bambu dan dilapisi dengan plastik tipis kemudiaan baru dilapisi dengan semen agar tidak terlihat secara kasat mata, para pemborong mengakali dengan cara menimbun bagian bawahnya dengan tanah.
“Hal ini terbukti setelah terjadi kerusakan beberapa bulan yang lalu, juga ternyata tembok penahan ini tidak didasari dengan pondasi yang dalam sehingga dapat saja runtuh dalam waktu dekat,” tegasnya .(sf)
0 Comments:
Post a Comment