Sejak Agustus Capai 50 Persen
TEBING TINGGI – Setelah beberapa bulan lalu para petani karet sempat patah semangat untuk mengurus kebun mereka lantaran harga sempat anjlok, kini petani kembali bergairah untuk menggarap kebun mereka. Hal ini dikarenakan harga mulai merangkak naik sejak pertengahan Agustus lalu.
Kenaikan harga hingga saat ini sudah mencapai 50 persen lebih. Untuk jenis karet bersih dari harga Rp4.000 kini naik menjadi Rp7.000 dan jenis karet tatal jarang alias kurang bersih dari harga Rp2.500 kini naik sekitar Rp5.500 perkilogram. ‘’Kenaikan harga memang tidak terjadi sekaligus akan tetapi secara bertahap. Kenaikan harga terjadi sejak pertengahan Agustus lalu hingga kini sudah mencapai sekitar 50 persen lebih,’’ ungkap Andi, salah seorang tauke karet di Kecamatan Tebing Tinggi.
Menurut Andi, kembali naiknya harga karet tersebut dikarenakan permintaan dari pabrik juga mulai meningkat. Untuk di Tebing Tinggi, katanya harga dasar penjualan karet masih tergolong rendah. Dari harga dasar penjualan pabrik Rp17 ribu per kilogram, karet yang dijual hanya mendapat komitmen harga 54 persen dari harga dasar. Dengan kata lain penjualan hanya berkisar sebesar Rp9.000 per kilogram.
“Penyesuaian harga ini dinilai dengan dilakukan pengujian kadar air atau tingkat kekeringan karet, selain itu juga dinilai jenis kebersihan dari tatal atau kotoran yang ada di setiap bantalan karet yang dijual,” jelas Andi.
Sebagai pengumpul karet, Andi mengakui bahwa kondisi karet di daerahnya memang belum baik. Karena para penyadap atau petani karet masih sering memasukkan tatal atau kotoran di dalam karetnya. Dengan demikian nilai jual karet akan semakin turun. “Seyogyanya, para petani dapat menjaga kondisi keaslian dan kebersihan karet mereka. Karena dapat menjaga peningkatan harga jual ke pabrik,” imbuhnya.
Sementara itu salah seorang petani, Yusman (34) warga Desa Pancurmas Tebing Tinggi, mengaku sangat senang dengan adanya kenaikan harga tersebut. ‘’Kami senang sekali menjelang hari raya harga karet mulai naik, walau kenaikan belum begitu tinggi namun sudah membantu para petani,’’ ujarnya.
Dijelaskannya, untuk harga jual di lokasi perkebunan harga jenis karet bersih mencapai Rp6.500 per kilogram. Sedangkan untuk jenis karet kurang bersih mencapai Rp5.000 per kilogram. ‘’Harga jual akan bertambah Rp1.000 bila kita mengantar langsung ke lokasi pengumpulan atau datang ke tauke langsung,’’ jelasnya.
Sama seperti petani karet lainnya, Yusman berharap kenaikan harga karet akan terus terjadi hingga harga kembali normal diatas Rp10 ribu. “Kami harap harga karet dapat terus stabil, jangan sampai anjlok lagi. Karena sebagian besar dari warga menjadikan karet sebagai penopang hidup sehari-hari,’’ ujarnya.(*)
1 Comment:
Wai, ngapo naek galo hergo barang nih
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
Mengembalikan Jati Diri Bangsa
Post a Comment