TEBING TINGGI – Upaya pemerintah melakukan konversi minyak tanah (mitan) ke gas elpiji, nampaknya belum sepenuhnya berhasil. Terbukti, hingga saat ini masih banyak warga yang tetap menggunakan mitan sebagai alat untuk memasak.
Tidak digunakannya gas elpiji, lantaran masih minimnya pengetahuan warga terhadap penggunaan can cara mengoperasikan gas elpiji yang dibagikan pemerintah secara gratis tersebut. Sebagian warga masih takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika memakai gas elpiji dari pertamina tersebut.
Sejak dilakukan pembagian tabung elpiji 3 Kg dan kompor gas dari pemerintah, warga sama sekali belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang tata cara penggunaan gas elpiji tersebut. Apalagi mereka sudah sering mendengar kabar dari daerah lain tentang kebakaran yang diakibatkan dari penggunaan gas LPG bantuan dari pemerintah tersebut.
Merti (35), misalnya, warga Kelurahan Jayaloka, Kecamatan Tebing Tinggi. Ibu dua anak ini masih menyimpan bantuan kompor gas dari pemerintah karena masih takut menggunakannya. “Aku masih takut menggunakan kompor gas tersebut, karena tidak ada sosialisasi dari pihak terkait tentang tata cara penggunaan kompor gas bantuan tersebut. Sebagai gantinya, kami masih memakai mitan ataupun kayu bakar untuk keperluan masak dan keperluan lainnya,” ungkap Merti, saat dibincangi Empat Lawang Expres,.
Bagaimana dengan kondisi subsidi mitan yang sudah di stop pemerintah? Merti menjelaskan, keluarganya masih bisa mendapatkan mitan meskipun dengan harga yang cukup tinggi yang mencapai Rp9 ribu perliternya. Namun, tidak jarang mereka juga tidak bisa mendapatkan mitan tersebut karena jumlah mitan yang beredar di Kecamatan Tebing Tinggi juga sangat terbatas.
“Meskipun sedikit, kami masih bisa mendapatkan mitan dari berbagai pangkalan yang ada, namun dengan harga yagn sangat tinggi. Jika memang tidak berhasil mendapatkannya, kami terpaksa menggunakan kayu bakar,” jelasnya.
Dilain pihak, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi, Choirunnisah mengungkapkan, terhitung sejak 10 Agustus lalu, subsidi mitan memang sudah di stop pemerintah. Sebagai gantinya, pemerintah telah membagikan kompor beserta tabing gas 3 Kg kepada masyarakat secara gratis.
“Mitan yang beredar saat ini bukan lagi subsidi dari pemerintah, hal inilah yan menyebabkan harganya melambung tinggi,” ungkap Choirunnisah.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir menggunakan kompor gas dan tabung LPG bantuan dari peemrintah tersebut. Mereka yang belum memahami cara penggunaannya bisa bertanya kepada mereka yang sudah biasa dan paham tentang cara pemakaiannya.
“Jangan malu untuk bertanya, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat juga jangan mudah terpancing isu yang tidak bertanggung jawab, karena kompor gas bantuan pemerintah tersebut sudah melalui uji kelayakan pemakaiannya,” jelasnya.(*)
0 Comments:
Post a Comment