Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Senin, 19 Oktober 2009

Warga Enggan Gunakan LPG

TEBING TINGGI – Upaya pemerintah melakukan konversi minyak tanah (mitan) ke gas elpiji, nampaknya belum sepenuhnya berhasil. Terbukti, hingga saat ini masih banyak warga yang tetap menggunakan mitan sebagai alat untuk memasak.

Tidak digunakannya gas elpiji, lantaran masih minimnya pengetahuan warga terhadap penggunaan can cara mengoperasikan gas elpiji yang dibagikan pemerintah secara gratis tersebut. Sebagian warga masih takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika memakai gas elpiji dari pertamina tersebut.

Sejak dilakukan pembagian tabung elpiji 3 Kg dan kompor gas dari pemerintah, warga sama sekali belum pernah mendapatkan sosialisasi tentang tata cara penggunaan gas elpiji tersebut. Apalagi mereka sudah sering mendengar kabar dari daerah lain tentang kebakaran yang diakibatkan dari penggunaan gas LPG bantuan dari pemerintah tersebut.

Merti (35), misalnya, warga Kelurahan Jayaloka, Kecamatan Tebing Tinggi. Ibu dua anak ini masih menyimpan bantuan kompor gas dari pemerintah karena masih takut menggunakannya. “Aku masih takut menggunakan kompor gas tersebut, karena tidak ada sosialisasi dari pihak terkait tentang tata cara penggunaan kompor gas bantuan tersebut. Sebagai gantinya, kami masih memakai mitan ataupun kayu bakar untuk keperluan masak dan keperluan lainnya,” ungkap Merti, saat dibincangi Empat Lawang Expres,.

Bagaimana dengan kondisi subsidi mitan yang sudah di stop pemerintah? Merti menjelaskan, keluarganya masih bisa mendapatkan mitan meskipun dengan harga yang cukup tinggi yang mencapai Rp9 ribu perliternya. Namun, tidak jarang mereka juga tidak bisa mendapatkan mitan tersebut karena jumlah mitan yang beredar di Kecamatan Tebing Tinggi juga sangat terbatas.

“Meskipun sedikit, kami masih bisa mendapatkan mitan dari berbagai pangkalan yang ada, namun dengan harga yagn sangat tinggi. Jika memang tidak berhasil mendapatkannya, kami terpaksa menggunakan kayu bakar,” jelasnya.

Dilain pihak, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi, Choirunnisah mengungkapkan, terhitung sejak 10 Agustus lalu, subsidi mitan memang sudah di stop pemerintah. Sebagai gantinya, pemerintah telah membagikan kompor beserta tabing gas 3 Kg kepada masyarakat secara gratis.

“Mitan yang beredar saat ini bukan lagi subsidi dari pemerintah, hal inilah yan menyebabkan harganya melambung tinggi,” ungkap Choirunnisah.

Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir menggunakan kompor gas dan tabung LPG bantuan dari peemrintah tersebut. Mereka yang belum memahami cara penggunaannya bisa bertanya kepada mereka yang sudah biasa dan paham tentang cara pemakaiannya.

“Jangan malu untuk bertanya, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat juga jangan mudah terpancing isu yang tidak bertanggung jawab, karena kompor gas bantuan pemerintah tersebut sudah melalui uji kelayakan pemakaiannya,” jelasnya.(*)

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L