Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Selasa, 15 Desember 2009

“Kalangan Rabu” tak Enak Dipandang

“Pasar Rabu/Kalangan Rabu” tak Enak Dipandang

EMPATLAWANG, SRIPO --- Pasar Padang Burnai, di Desa Belimbing Padang Burnai, Muarapinang, Empatlawang kondisinya sekarang tidak laik pakai lagi. Selain itu, kondisinya semerawut, kotor dan terkesan kumuh.
Pemantauan Sripo, Senin (14/12), pasar yang biasanya dijadikan tempat kalangan pada hari Rabu yang dikenal warga Empatlawang, kalangan Rabu ini sudah memprihatinkan. Kondisi atap lapak yang sudah bocor, dinding yang kotor, sehingga terkesan tempat tersebut terbengkalai. Padahal setiap minggunya tempat tersebut dijadikan tempat aktivitas perdagangan yang cukup ramai.

Banyak juga, meja pedagang yang tidak tersusun dengan kondisi yang juga sudah buruk, terlihat jelas dari jalan raya Lahat-Bengkulu yang memang letaknya tidak jauh. Sepintas melihat dari kejauhan memang sudah tampak pasar tersebut semerawut dan kumuh.

Novi, salah satu warga desa tersebut mengatakan apabila pada hari kalangan atau sesudahnya kondisi pasar tersebut sudah tidak enak lagi dipandang mata dan mengeluarkan bau yang tak sedap. “Akitivitas perdagangan yang tidak tertata rapi, banyak pedagang yang berjualan di sembarang tempat, bahkan mendekati jalan, sehingga aktivitas perdagangan sampai ke ruas jalan dan menyebabkan kemacetan,” ujarnya.

Menurutnya, aktivitas perdagangan di pasar tersebut, banyak pedagang maupun pembeli yang datang dari jauh, bahkan ada pedagang yang datang dari kota Pagaralam. “Kalau hari kalangannya cukup ramai pedagang dan pembeli,” imbuhnya.

Sumber : Sriwijaya Post

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L