Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Selasa, 12 Januari 2010

Ayek Semah Besak Ngampoh

EMPATLAWANG -Sekitar 135 hektare sawah di Desa Lubukulak, Kecamatan Muarapinang, Empatlawang terancam gagal panen. Pasalnya areal persawahan di dua kawasan, yakni Sawah Lebar luasnya sekitar 100 hektare, dan Sawah Baru luasnya sekitar 35 hektare dilanda banjir sehingga banyak tanaman yang hanyut dan rusak.

Senin (11/1) areal persawahan yang telah disapu oleh air Sungai Semah Besar yang meluap beberapa waktu lalu sedikit menyisakan tanaman. Padahal tanaman padi yang sudah berumur 2 bulan itu sebentar lagi akan berbuah. Masih terlihat sisa-sisa sampah yang tersangkut di permukaan pinggir sungai yang ketinggiannya mencapai 2 meter.

Tidak hanya tanaman padi yang rusak dan terbawa arus air, bahkan ada beberapa kayu besar, rumpun bambu yang juga terbawa arus. Sehingga pinggiran sungai tampak bersih dari tanaman, hanya tinggal batu-batu besar yang tertinggal. M Sani (60), salah seorang petani mengatakan, banjir yang terjadi akibat sungai Semah Besar yang meluap tersebut, terjadi pada saat hujan deras seminggu yang lalu.

Luapan air dengan arus sangat deras yang tinggi ini tidak hanya memporak porandakan areal persawahan tetapi juga beberapa perkebunan warga yang lokasinya tidak jauh dengan sungai. “Air ngampuh (Air Meluap) sangat besar sampai ke areal persawahan kami mencapai ketinggian 2 meter. Sehingga tanaman padi banyak yang rusak,” katanya.
Irigasi Rusak

Banjir akibat luapan air sungai Semah Besar tersebut, tidak hanya merusak areal persawahan warga, tetapi juga merusak 2 irigasi di kawasan Sawah Lebar dan Sawah Baru di desa Lubukulak, kecamatan Muarapinang yang dibangun sekitar tahun 2005 yang lalu. Akibatnya, para petani juga tidak bisa mengolah kembali areal persawahan yang telah rusak tersebut.

Kades Lubukulak, Badarudin saat dibincangi di lokasi mengatakan, panjang irigasi yang dibangun pada tahun 2005 yang lalu yang panjangnya mencapai ratusan meter. Akibat banjir tersebut dua irigasi tersebut rusak total, sehingga areal persawahan tersebut untuk sementara ini areal

persawahan warga tidak bisa dikelola kembali. “Bagaimana mau dikelola sedangkan air tidak lagi mengalir ke sawah,” katanya.

sumber : sriwijaya post

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L