EMPATLAWANG -Sekitar 135 hektare sawah di Desa Lubukulak, Kecamatan Muarapinang, Empatlawang terancam gagal panen. Pasalnya areal persawahan di dua kawasan, yakni Sawah Lebar luasnya sekitar 100 hektare, dan Sawah Baru luasnya sekitar 35 hektare dilanda banjir sehingga banyak tanaman yang hanyut dan rusak.
Senin (11/1) areal persawahan yang telah disapu oleh air Sungai Semah Besar yang meluap beberapa waktu lalu sedikit menyisakan tanaman. Padahal tanaman padi yang sudah berumur 2 bulan itu sebentar lagi akan berbuah. Masih terlihat sisa-sisa sampah yang tersangkut di permukaan pinggir sungai yang ketinggiannya mencapai 2 meter.
Tidak hanya tanaman padi yang rusak dan terbawa arus air, bahkan ada beberapa kayu besar, rumpun bambu yang juga terbawa arus. Sehingga pinggiran sungai tampak bersih dari tanaman, hanya tinggal batu-batu besar yang tertinggal. M Sani (60), salah seorang petani mengatakan, banjir yang terjadi akibat sungai Semah Besar yang meluap tersebut, terjadi pada saat hujan deras seminggu yang lalu.
Luapan air dengan arus sangat deras yang tinggi ini tidak hanya memporak porandakan areal persawahan tetapi juga beberapa perkebunan warga yang lokasinya tidak jauh dengan sungai. “Air ngampuh (Air Meluap) sangat besar sampai ke areal persawahan kami mencapai ketinggian 2 meter. Sehingga tanaman padi banyak yang rusak,” katanya.
Irigasi Rusak
Banjir akibat luapan air sungai Semah Besar tersebut, tidak hanya merusak areal persawahan warga, tetapi juga merusak 2 irigasi di kawasan Sawah Lebar dan Sawah Baru di desa Lubukulak, kecamatan Muarapinang yang dibangun sekitar tahun 2005 yang lalu. Akibatnya, para petani juga tidak bisa mengolah kembali areal persawahan yang telah rusak tersebut.
Kades Lubukulak, Badarudin saat dibincangi di lokasi mengatakan, panjang irigasi yang dibangun pada tahun 2005 yang lalu yang panjangnya mencapai ratusan meter. Akibat banjir tersebut dua irigasi tersebut rusak total, sehingga areal persawahan tersebut untuk sementara ini areal
persawahan warga tidak bisa dikelola kembali. “Bagaimana mau dikelola sedangkan air tidak lagi mengalir ke sawah,” katanya.
sumber : sriwijaya post
0 Comments:
Post a Comment