Informasi ini berkembang di masyarakat melalui pesan singkat (SMS). Sayangnya SMS itu tidak diketahui pengirim awalnya. Namun kebanyakan warga yang mendapat SMS itu diperoleh dari teman ataupun keluarga yang lain. Sehingga SMS ini menyebar cukup cepat di masyarakat Pendopo dan sekitarnya, seperti Muarapinang dan Lintangkanan.
Akibatnya warga bertanya-tanya, bahkan ada yang resah karena mereka sering mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. “Ya, bagaimana kalau ini benar-benar terjadi. Kita ketahui sendiri masyarakat kita ini banyak yang mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan yang dibeli di pasar,” ungkap Heri (30), warga Desa Gunung Meraksa Baru, Pendopo, Rabu (27/1).
“Keluarga kita di rumah saja yang punya HP hampir semuanya sudah mendapat SMS seperti itu,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Lina (22), warga Desa Beruge Tengah, Kecamatan Pendopo. Ia juga sudah menerima SMS ini dari nomor baru, tidak ia kenali siapa pemilik nomor itu beberapa hari lalu. Hanya saja saat ditelpon, nomor tersebut sudah tidak aktif.
Kepala Dinas Kesehatan Empatlawang, dr M Teguh Idrus saat dikonfirmasi mengatakan, pada umumnya obat-obatan memang ada efek sampingnya.
Jenis obat itu sendiri dikelompokkan tiga bagian, yakni obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras. Untuk obat bebas ini maksudnya bebas dijual di pasaran, sedangkan obat keras ini obat yang penggunaanya sesuai resep dokter. Namun sejauh ini, belum ada surat edaran dari pihak Dinkes Provinsi ataupun BPOM yang menyatakan obat-obatan yang mengandung Phenylpropanolamin bisa menyebabkan pendarahan di otak.
0 Comments:
Post a Comment