Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Jumat, 19 Februari 2010

468 KK Krisis Pangan

EMPATLAWANG - Sebanyak 468 Kepala Keluarga (KK) di Desa Baturaja Baru dan Sugiwaras Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Empatlawang, terancam krisis pangan. Jembatan penghubung dua desa putus diterjang banjir hari Selasa lalu.

Kepala Desa Baturaja Baru, Hendra (30) mengatakan, desa mereka memang langganan banjir karena berada pada dataran rendah. Hanya saja, sudah 3 tahun belakangan banjir tidak terlalu

besar. “Rawang (banjir, red) yang terjadi sejak Selasa lalu yang belum surut dan cukup besar, menghanyutkan jembatan penghubung Dusun V Desa Baturaja Baru dengan Sugiwaras,” ujar Hendra, Kamis (18/2).

Selain itu diakui pria yang sudah menjabat Kades dua tahun lebih ini, setidaknya 30 hektare sawah terancam gagal panen serta 25 hektare perkebunan warga rusak terendam air. “Kondisi tanaman padi sekarang ini sedang berbunga, apabila terendam air, tanaman akan rusak,” katanya.

Diungkapkan, sejak dibukanya akses jalan desa itu sudah tiga kali jembatan hanyut. Dua kali diantaranya jembatan yang dibangun pemerintah dan yang lainnya dibangun melalui swadaya masyarakat,” katanya.

Hendra berharap agar pemerintah memberikan bantuan pangan dan jembatan darurat, sehingga akses kembali normal. “Kasihan warga menjadi terisolir karena ini. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa atau beraktivitas seperti biasanya,” tambahnya.

Jalan Banjir
Sementara itu meluapnya air Sungai Musi tidak hanya menghanyutkan jembatan sungai Senaga di desa Baturaja Baru, tetapi juga membanjiri jalan sepanjang satu kilometer dengan ketinggian

mencapai 1,5 meter. Akibatnya arus lalu lintas kendaraan dan lumpuh total, mereka hanya bisa menggunakan perahu untuk ke luar desa.

Dari pemantauan dilokasi, kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melewati jalan itu. Beberapa warga dari dan ke desa terpaksa menggunakan perahu ketek. Mereka terpaksa mengangkut motor

dengan jasa perahu ketekt untuk menyeberang. “Kami bisa saja mati kelaparan apabila kondisi ini berlangsung lama. Warga kesulitan untuk membeli bahan pokok. Selain itu juga aktivitas keseharian kami banyak yang terhambat,” kata Doni (35), warga Desa Sugiwaras.

Ketua DPRD Empatlawang, David Hadrianto Aljufri, A.Md mengatakan, banjir yang terjadi di Desa Baturaja Baru serta Sugiwaras perlu perhatian dari Pemkab Empatlawang. “Saya mendesak agar pemerintah secepatnya memberikan bantuan bencana kepada warga desa Sugiwaras dan Baturaja Baru,” katanya.

sumber ; sriwijaya post

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L