EMPATLAWANG - Sebanyak 468 Kepala Keluarga (KK) di Desa Baturaja Baru dan Sugiwaras Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Empatlawang, terancam krisis pangan. Jembatan penghubung dua desa putus diterjang banjir hari Selasa lalu.
Kepala Desa Baturaja Baru, Hendra (30) mengatakan, desa mereka memang langganan banjir karena berada pada dataran rendah. Hanya saja, sudah 3 tahun belakangan banjir tidak terlalu
besar. “Rawang (banjir, red) yang terjadi sejak Selasa lalu yang belum surut dan cukup besar, menghanyutkan jembatan penghubung Dusun V Desa Baturaja Baru dengan Sugiwaras,” ujar Hendra, Kamis (18/2).
Selain itu diakui pria yang sudah menjabat Kades dua tahun lebih ini, setidaknya 30 hektare sawah terancam gagal panen serta 25 hektare perkebunan warga rusak terendam air. “Kondisi tanaman padi sekarang ini sedang berbunga, apabila terendam air, tanaman akan rusak,” katanya.
Diungkapkan, sejak dibukanya akses jalan desa itu sudah tiga kali jembatan hanyut. Dua kali diantaranya jembatan yang dibangun pemerintah dan yang lainnya dibangun melalui swadaya masyarakat,” katanya.
Hendra berharap agar pemerintah memberikan bantuan pangan dan jembatan darurat, sehingga akses kembali normal. “Kasihan warga menjadi terisolir karena ini. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa atau beraktivitas seperti biasanya,” tambahnya.
Jalan Banjir
Sementara itu meluapnya air Sungai Musi tidak hanya menghanyutkan jembatan sungai Senaga di desa Baturaja Baru, tetapi juga membanjiri jalan sepanjang satu kilometer dengan ketinggian
mencapai 1,5 meter. Akibatnya arus lalu lintas kendaraan dan lumpuh total, mereka hanya bisa menggunakan perahu untuk ke luar desa.
Dari pemantauan dilokasi, kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melewati jalan itu. Beberapa warga dari dan ke desa terpaksa menggunakan perahu ketek. Mereka terpaksa mengangkut motor
dengan jasa perahu ketekt untuk menyeberang. “Kami bisa saja mati kelaparan apabila kondisi ini berlangsung lama. Warga kesulitan untuk membeli bahan pokok. Selain itu juga aktivitas keseharian kami banyak yang terhambat,” kata Doni (35), warga Desa Sugiwaras.
sumber ; sriwijaya post
0 Comments:
Post a Comment