Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Rabu, 24 Februari 2010

Panen Ikan Berkurang Drastis

EMPATLAWANG - Banjir yang melanda persawahan di Sawahlebar dan Tebatbesar Desa Gunung Meraksa Baru Kecamatan Pendopo menyebabkan para petani gagal panen ikan. Banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Air Putih mengakibatkan ikan peliharaan petani tersapu.

Suri (55), salah seorang petani mengungkapkan bahwa ikannya tersapu banjir sehingga keluar kolam ketika melakukan pengeringan kolam untuk mengambil ikan, Selasa (23/2). Tetapi ia sudah menduga hal tersebut sebelumnya.

Biasanya pada hasil panen, setidaknya mencapai tiga kali lipat dari bibit yang dilepas. Namun, saat ini panen ikan menurun, hasil yang diperoleh belum tentu bisa mengembalikan biaya pembelian bibit,” katanya dengan nada mengeluh.

Harmin (49) juga mengalami nasib serupa. Hasil panennya mengalami penurunan sehingga ia rugi. Bayangkan, bibit yang taburkan 100 Kilogram. Seharusnya setelah dipelihara selama tiga bulan ikan, setidaknya mencapai 300 Kilogram. Ternyata hasil panen kurang dari 100 Kilogram.

Ya, kita mengalami kerugian, baik dari pakan ikan sampai biaya pemeliharaan,” katanya.
Diceritakannya, pada saat banjir terjadi ia tidak berbuat apa-apa, kecuali pasrah. Tidak sedikit petani yang kolam ikannya terendam banjir dengan luas kolam puluhan hektare.

Para petani berharap kepada pemerintah agar bisa memberikan bantuan bibit, karena saat ini mereka tidak bisa membeli bibit ikan. “Hasil panen itu untuk membeli kebutuhan keluarga, ya kalau hasilnya banyak bisa untuk membeli bibit,” katanya.

sumber : sriwijaya post

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L