Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Rabu, 17 Maret 2010

Dua Kelas Jadi Satu

EMPATLAWANG - Akibat kurangnya ruang kelas di SD Negeri 16 Desa Tanggarasa, Kecamatan Ulumusi, sedikitnya dua kelas harus digabung menjadi satu ruangan, yakni Kelas 5 digabung dengan Kelas 6 dan Kelas 3 digabung dengan Kelas 4. Pengabungan kelas menyebabkan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) tidak bisa efektif.

Sekolah yang berada di daerah terpencil ini siswanya mencapai 120 orang. Untuk menuju ke sekolah harus melalui jalan setapak yang pada musim hujan berlumpur. Dibutuhkan waktu satu jam untuk mencapai ke sekolah bila menggunakan kendaraan motor.

Beberapa guru honor daerah yang ditemui Senin (15/3), mengeluhkan keadaan tersebut. Sejak pergantian kepala sekolah tahun 2006, belum ada perubahan untuk kemajuan sekolah. Dana BOS yang mengucur setiap tahun seakan hilang tak berbekas.

Selain itu sebanyak sembilan guru honor daerah yang mengajar, tidak bisa menikmati gaji yang besarnya Rp 400.000. Selain dibayar dibayar per enam bulan sekali, biaya transportasi yang harus dikeluarkan per harinya cukup besar, yakni Rp 20.000 per hari.

Mereka berharap agar ada perhatian dari Dinas Pendidikan setempat. “Sekolah kami minim fasilitas sehingga kegiatan sekolah tidak bisa efektif. Ya, setiap mengajar harus ada dua kelas yang berlainan pelajaran,” kata Jejen Putra, seorang guru SD Negeri 16 Desa Tanggarasa.

sumber : sriwijaya post

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L