Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Rabu, 10 Maret 2010

Paiker Terancam Krisis Pangan

Harga Beras Melonjak Tajam

PAIKER – Hama tikus dan tungro yang menyerang ratusan hektar padi sawah warga di Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), Kabupaten Empat Lawang, akhir 2009 lalu, berbuntut panjang. Ratusan hektar padi sawah warga tersebut gagal panen.

Kejadian ini menyebabkan ancaman krisis pangan bagi warga di kecamatan yang dikenal sebagai lumbung pangan di bumi Saling Keruani Sangi Kerawati. Harga beras saat ini melonjak tajam hingga tembus Rp7.000/Kg. Sekitar dua pekan lalu harga beras masih jatuh pada kisaran Rp5.000/Kg.

Beras yang biasanya mudah didapatkan di beberapa tempat penampungan, kini hampir seluruh tempat penampungan tidak menyimpan stok. Sedangkan permintaan masyarakat terhadap beras tetap seperti biasa, bahkan jauh lebih meningkat. Seperti yang diungkapkan Haris, salah satu tauke beras di Paiker, stok beras yang ada di tempat penampungannya kosong sejak beberapa pekan terakhir. Bahkan, beberapa tempat penggilingan padi yang selama ini melayani masyarakat yang ingin menggiling padi, terpaksa tutup sementara waktu lantaran tidak ada warga yang menggiling padi.

“Stok beras tidak ada di beberapa tempat penampungan. Jika ada yang menjual beras, harganya pun melonjak hingga Rp7.000/Kg,” ungkap Haris, kemarin.

Sementara itu, Kepala Unit Pelakasana Teknis Dasar (UPTD) Pertanian Kecamatan Paiker, Darsono mengatakan, kelangkaan beras memang terjadi sejak beberapa pekan terakhir di Kecamatan Paiker. Namun, pihaknya membantah kalau Paiker sedang mengalami krisis pangan. Menurutnya, masyarakat Paiker masih bisa mencukupi kebutuhan beras, dengan membeli beras dari beberapa desa yang berhasil panen.

“Belum sampai pada kategori krisis, hanya mengalami kekurangan stok di beberapa tempat penampungan. Kebutuhan warga terhadap beras, masih bisa terpenuhi dari desa-desa yang berhasil panen, meskipun harganya lebih mahal dari harga sebelumnya,” ungkap Darsono.

Pantauan Empat Lawang Expres, masyarakat di Desa Pagar Jati, Air Mayan dan Desa Muara Sindang, Kecamatan Paiker saat ini juga mengeluhkan persawahan mereka yang kembali diserang berbagai hama. Seperti hama tikus, tungro dan lain sebagainya.

Diperkirakan, jika persawahan tersebut kembali mengalami kegagalan panen, maka hampir dipastikan bahwa Kecamatan Paiker akan mengalami krisis pangan hingga Maret 2010 mendatang.

Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Empat Lawang, Windera Safri yang juga putra daerah Kecamatan Paiker berharap, dinas terkait segera tanggap dan memberikan solusi terbaik bagi masyarakat Kecamatan Paiker, sebelum terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

“Sungguh ironis, jika Kecamatan Paiker yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan di Kabupaten Empat Lawang, terjadi krisis pangan. Pihak terkait hendaknya bisa segera mengambil tindakan, dan mengambil langkah-langkah strategis supaya tidak terjadi krisis pangan,” ungkapnya.

Safri mengatakan, krisis pangan sebetulnya bisa dihindari, jika masyarakat dan pihak terkait cepat tanggap terhadap gejala-gejala yang menunjukkan ke arah krisis. “Pada dasarnya, krisis pangan bisa dihindari jika pihak terkait tidak terlena dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat, khususnya permasalahan terhadap pertanian ataupun persawahan,” pungkas Safri.(*)

Sumber : Empat Lawang Expres

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L