Dari pantauan Sripo, Rabu (21/4), warga yang banyak terserang berada di Desa Lubuklayang, Bandaragung, Tanjungraman, Tanjungeran dan beberapa desa lainnya. Korban yang terserang tidak sekaligus tetapi secara bertahap. Beberapa warga sudah berobat ke dokter praktek terdekat,
bahkan ada yang sampai ke Bidan Desa Karangtanding Kecamatan Lintangkanan padahal berjarak 15 Kilometer.
“Saya sudah dua minggu ini terserang penyakit, sendi-sendi terasa sakit. Tetapi saya belum berobat karena tidak punya uang,” kata Murni (75), warga Desa Tanjungraman.
Sedangkan Zarkasi, warga Desa Tanjungerang dan Kades Lubuklayang, Tarwesi, juga mengakui warga desanya banyak terserang chikungunya. Namun Tarwesi belum memastikan jumlahnya.
“Ya, mereka ini terserang tidak secara serentak. Penyakit ini menyerang secara bergantian setiap kepala keluarganya,” atanya,
Kepala Puskesmas Pendopo, dr Nurul Alia, membenarkan banyaknya warga yang terserang chikungunya. Sebelumnya warga di Pendopo pernah terserang, tetapi sempat berhenti. Namun, kali ini chikungunya kembali mengganas.
Menurutnya sejak penyakit mengganas, belum pernah dilakukan fogging untuk pencegahan penyebaran penyakit. Padahal pihaknya seringkali melapor ke Dinkes Empatlawang namun belum ada realisasi.
“Kita tidak tahu karena mengapa. Yang jelas kami sudah melaporkan banyaknya warga terserang chikungunya di beberapa desa dalam wilayah Puskesmas Pendopo,” katanya.
Kepala Dinkes Empatlawang, Dr M Teguh Idrus, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya segera mengecek ke lokasi untuk melakukan tindakan pencegahan dengan pengasapan. Namun, sebelumnya pihaknya akan mengecek anggaran dana untuk pelaksanaan pengasapan tersebut.
sumber : sriwijaya post
1 Comment:
Penyakit Apa seg cikugung itu...
Desa Lubuk layang yang terserang bearrti desaku dunk
Post a Comment