Informasi rencana itu diterima warga secara berbeda-beda. Ada yang menyebut pengeringan mulai bulan Mei 2010. Namun ada yang informasi yang mempersilahkan warga menanam lebih dahulu karena pengeringan diundurkan waktunya. Akibatnya petani ragu menggarap sawah mereka. Alasannya dikhawatirkan dilakukan pengeringan saluran irigasi.
Informasi mana yang benar? Kalau begini kami bingung akan mengelolah sawah atau belum,” kata Wastap, petani di Desa Beruge Tengah, Kecamatan Pendopo, Senin (19/4).
Menurutnya dengan perbedaan informasi ini, menyebabkan keraguan dan kekhawatiran petani. Ditakutkan, sawah sudah dioleh sedangkan air tidak mengalir. Atau mereka sudah bercocok tanam akan lebih parah lagi.
Hal senada diungkapkan Mardin, petani di Desa Gunung Meraksa Baru. Ia masih ragu bertanam palawija, karena informasi pengeringan sungai dimundurkan. “Kalau memang benar belum dilaksanakan saya akan bercocok tanam padi kembali. Ya, himbauan kepada petani harus jelas supaya tidak simpang siur,” katanya.
Dari informasi yang dihimpun, areal persawahan saat ini sebagian besar sudah selesai panen dan siap digarap untuk tanaman baru. Areal tersebut meliputi Desa Bayau, Gunung Meraksa Baru, Beruge Tengah, Pagaralam, serta kawasan Talangjawa Pasar Pendopo dengan luas areal persawahan mencapai ribuan hektare. Selain itu areal persawahan Desa Karangtanding, Kecamatan Lintangkanan juga terancam kekeringan.
sumber : sriwijaya post
0 Comments:
Post a Comment