Kondisi itu menyebabkan pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan menjadi terbengkalai, disamping sarana pelayanan kesehatan rusak.
Alasan ditinggalkannya pustu dan puskesdes karena bangunannya banyak yang rusak. Selain itu juga dengan alasan yang tidak jelas.
Dari pengamatan, di Desa Karangare Kecamatan Talangpadang, kondisi bangunan pusat pelayanan kesehatan untuk masyarakat masih bagus tetapi tidak difungsikan.
Sedangkan di Desa Tanjungning Lama Kecamatan Tebingtinggi, pustu yang ada sudah rusak parah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Empatlawang, M Teguh Idrus melalui Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes), Wiwik Supriyantini, mengatakan belum mendapat laporan dari masing-masing puskesmas mengenai adanya pustu atau puskesdes yang ditinggal bidannya.
Kejadian seperti itu seharusnya pihak puskesmas melaporkan ke Dinkes Empatlawang untuk ditindaklanjuti.
“Kita belum mendapat laporan adanya pustu atau puskesdes yang ditinggal bidannya itu. Kalau bidan enggan tinggal karena bangunannya rusak memang ada, karena sudah banyak berumur,” ujarnya.
Ia mengaku Dinkes Empatlawang belum turun ke lapangan memantau kondisi pustu atau puskesdes yang ada. Alasannya kendala kendaraan.
“Kendaraan operasional yang kita miliki masih kurang, itupun ada fungsi tertentu, seperti mobdin kepala dinas, kendaraan untuk melakukan fogging. Ya, kalau kita minjam dengan kepala dinas tidak mungkin,” katanya.
Sekarang ini puskesdes sebanyak 87 unit, sehingga tidak setiap desa memiliki puskesdes. Sedangkan pustu yang ada sebanyak 27 unit.
Oleh karena itu dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat ada Bidan Penjawil, yakni wilayah tugasnya tidak hanya satu desa, biasanya satu desa bisa mencapai 3 desa.
sumber :sriwijaya post
0 Comments:
Post a Comment