Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Senin, 08 November 2010

Dua Jembatan Terancam Ambruk

Jembatan Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Sumatera dan jembatan penyeberangan kereta api di atas Sungai Musi, di kawasan Pasar Tebingtinggi terancam ambruk. Aktivitas penambangan batu oleh warga mencapai sekitar pilar jembatan.

Pantauan, Minggu (7/11), aktivitas penambangan secara manual sudah masuk kawasan yang dilarang, yakni 150 meter dari jembatan.

Beberapa penambang yang ditemui mengaku mereka tidak mengetahui pengerukan pasir atau material lainnya di sekitar pilar jembatan dilarang. Sebagai penambang tradisional, mereka memang mencari dimana kawasan sungai itu banyak materialnya.

“Kami tidak mengetahui kalau ini dilarang, karena tidak ada yang memberi tahu. Begitu juga tanda larangan tidak ada,” ujar seorang penambang yang tidak mau menyebut namanya.

Sementara warga di sekitar jembatan menyatakan, penambangan di sekitar jembatan itu sering kali terlihat dan hampir setiap hari. Dikatakan, tidak seluruh penambang tradisional mengambil material di sekitar ini, melainkan hanya sebagian.

“Meski hanya sebagian, namun jika terus menerus, tidak menutup kemungkinan material disana terus berkurang. Akibatnya tiang jembatan tidak begitu kuat dan dapat roboh,” ujar Taufik, seorang warga Tanjungberingin yang rumahnya tak jauh dari jembatan.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Empatlawang, Taswin, menyesalkan penambangan oleh warga di sekitar jembatan.

“Dampak penambangan terhadap jembatan cukup besar, karena material di sekitarnya akan habis. Tiang jembatan tidak begitu kokoh, apalagi terus diterjang arus sungai,” ujarnya.

sumber ; sriwijaya post

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L