Selain letaknya jauh dari pemukiman warga, bangunan dibangun di atas bahu jalan provinsi.
Pembangunan lumbung pangan sempat ditawarkan pihak kecamatan untuk dibangun di Desa Lubuktanjung.
Selain letaknya strategis, desa tersebut berada di tengah desa lainnya. Namun ternyata lumbung dibangun di tempat lain yang dinilai tidak strategis.
“Pembangunannya sepertinya tidak memperhatikan analisis dampak lingkungannya (Amdal). Selain dibangun jauh dari pemukiman penduduk, letaknya di atas bahu jalan. Ini harus dikaji ulang oleh
Pemkab Empatlawang, karena selain mengganggu prasarana umum, bisa menjadi bangunan yang terbengkalai,” ujar seorang warga yang meminta namanya tidak disebutkan.
Dikatakannya, warga mendukung pembangunan lumbung dengan sumber dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2010. Hanya disayangkan lokasi jauh dari pemukiman, padahal warga sudah siap menghibahkan tanah di tempat yang strategis.
Camat Muarapinang, M Alhumaidi saat dikonfirmasi membenarkan adanya pembangunan lumbung pangan yang jauh dari pemukiman penduduk itu. Padahal sebelumnya pihaknya telah memberikan dua opsi, yakni pembangunannya di Desa Lubuktanjung atau Muarapinang.
Kedua lokasi yang ditawarkan itu sudah lengkap persyaratan, sudah ada hibah dari masyarakat.
“Sebelumnya pihak KKP sudah melapor akan adanya pembangunan itu. Kita menawarkan di dua lokasi itu, karena lokasinya strategis. Namun, entah mengapa mereka telah membangun di perbatasan itu,” katanya.
Kepala KKP Empatlawang, Syaiful Sahri yang ditemui tidak menampik kalau pembangunan lumbung pangan di Kecamatan Muarapinang jauh dari pemukiman. Hal itu karena syarat ada lahan yang dihibahkan. Sedangkan yang ada hanya di tempat lumbung pangan berdiri.
“Hibah syarat mutlak untuk lahan pembangunannya. Kalaupun lokasinya jauh dari penduduk tidak masalah, karena lumbung itu tempat penyimpanan pangan mengatasi krisis pangan,” jelasnya.
sumber ; sriwijaya post
0 Comments:
Post a Comment