Pantauan di lapangan, air Sungai Musi memang tidak seperti biasanya. Air berwarna keruh kekuning-kuningan seperti warna belerang umumnya. Namun demikian, tidak ada bau belerang yang tercium di sekitarnya.
Warga dari beberapa desa yang mengetahui air sungai keruh tersebut langsung turun ke sungai membawa alat penangkap ikan. Jala, jaring dan alat lain digunakan warga untuk menangkap ikan yang menggelepar.
Warga yang ditemui mengatakan, mereka menduga air Sungai Musi telah tercemar zat belerang yang sumbernya dari Sungai Bayau, Kecamatan Pendopo yang bermuara di Sungai Musi. Mereka menyebut kejadian tersebut dengan ketubean, karena ikan sungai banyak mati.
“Mungkin saja ada peningkatan aktivitas Gunung Dempo, sehingga banyak belerang yang turun, sehingga sampai ke Sungai Musi. Memang biasanya air belerang mengalir dari Sungai Bayau, hanya
saja zat belerangnya tidak begitu banyak, sehingga tidak menyebabkan ikan mati,” ujar Lekat (38), warga Desa Terusanlama, Kecamatan Tebingtinggi.
Bila hal demikian terjadi, warga mendapatkan ikan berbagai jenis mulai yang kecil hingga besar. Ikan tersebut diambil anak-anak hingga orang dewasa. “Bukan hal yang aneh bila terjadi ketubean sehingga ikan banyak mati. Warga mendapat berkah ikan hingga puluhan kilogram,” ujarnya.
Sedangkan Masrun menyatakan belum memastikan Sungai Musi tercemar belerang. Jika zat belerang tidak begitu banyak maka tidak begitu berpengaruh pada hewan di sungai.
sumber ; sripo
0 Comments:
Post a Comment