Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Jumat, 18 Februari 2011

Warga Panen Ikan

Ratusan warga di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Musi, Kamis (17/2) turun ke sungai. Penyebabnya banyak ikan mati yang diduga karena air Sungai Musi tercemar belerang dari Gunung Dempo di Pagaralam.

Pantauan di lapangan, air Sungai Musi memang tidak seperti biasanya. Air berwarna keruh kekuning-kuningan seperti warna belerang umumnya. Namun demikian, tidak ada bau belerang yang tercium di sekitarnya.

Warga dari beberapa desa yang mengetahui air sungai keruh tersebut langsung turun ke sungai membawa alat penangkap ikan. Jala, jaring dan alat lain digunakan warga untuk menangkap ikan yang menggelepar.

Warga yang ditemui mengatakan, mereka menduga air Sungai Musi telah tercemar zat belerang yang sumbernya dari Sungai Bayau, Kecamatan Pendopo yang bermuara di Sungai Musi. Mereka menyebut kejadian tersebut dengan ketubean, karena ikan sungai banyak mati.

“Mungkin saja ada peningkatan aktivitas Gunung Dempo, sehingga banyak belerang yang turun, sehingga sampai ke Sungai Musi. Memang biasanya air belerang mengalir dari Sungai Bayau, hanya

saja zat belerangnya tidak begitu banyak, sehingga tidak menyebabkan ikan mati,” ujar Lekat (38), warga Desa Terusanlama, Kecamatan Tebingtinggi.

Bila hal demikian terjadi, warga mendapatkan ikan berbagai jenis mulai yang kecil hingga besar. Ikan tersebut diambil anak-anak hingga orang dewasa. “Bukan hal yang aneh bila terjadi ketubean sehingga ikan banyak mati. Warga mendapat berkah ikan hingga puluhan kilogram,” ujarnya.

Sedangkan Masrun menyatakan belum memastikan Sungai Musi tercemar belerang. Jika zat belerang tidak begitu banyak maka tidak begitu berpengaruh pada hewan di sungai.

“Bisa saja di hulu sungai ada terjadi longsor, sehingga air menjadi keruh. Selain itu memang memungkinkan terjadinya longsor, karena hujan deras beberapa hari terakhir ini,” katanya.

sumber ; sripo

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L