Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Minggu, 13 Maret 2011

Kemacetan Makin Parah

Meski menjadi peristiwa sehari-hari, kemacetan di Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Sumatera khususnya di Pasar Tebingtinggi, belum mendapat perhatian serius dari Pemkab Empatlawang.

Padahal kemacetan yang kian parah itu sudah dikeluhkan berkali-kali oleh pengguna jalan.

Diduga pihak-pihak tertentu memanfaatkan kemacetan itu untuk memungut uang saja. Sementara tindakan untuk mengurai kemacetan tak dilakukan.

Informasi yang dihimpun, Jumat (11/3) menyebutkan, beberapa petugas salah satu instansi Pemkab Empatlawang, seringkali menyetop kendaraan angkutan lalu dimintai sejumlah uang dengan dalih untuk ngemil.

Selain itu, beberapa oknum juga meminta uang setor kepada sopir angkutan barang toko yang bongkar muat di kawasan pasar. Jika sudah menyetor, mereka diizinkan membongkar muatan meski pada waktu yang dilarang sehingga memperparah kemacetan.

“Memang ada sebagian oknum yang sering minta uang, tetapi bukan perintah atasan, melainkan atas kehendak sendiri. Kalau ingin membuktikan, silahkan tongkrongi di TPR yang ada selain itu,

lokasi baru mereka yakni di kawasan Sungaipayang,” kata salah seorang anggota instansi tersebut yang meminta namanya tidak disebutkan.

Sedangkan Abdul, seorang sopir angkutan barang mengatakan, mereka menyetor sejumlah uang agar bisa bongkar muat di kawasan pasar. Oknum petugas menyebutnya uang itu adalah uang parkir, meskipun pada kenyataannya jumlahnya lebih dari uang parkir.

“Besarannya bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga belasan ribu setiap harinya. Ya, kalau kami ambil amannya saja, yang penting bisa beraktivitas, hanya saja beberapa oknum meminta uang dengan nada kasar,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebersihan, Pertamananan dan Pengelolaan Pasar, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Rudianto ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan mempelajari terlebih dahulu penertiban pasar.

Alasannya, meski sudah dilakukan penertiban namun tidak menyediakan tempat, maka tak membuahkan hasil.

“Nantinya kita akan melakukan penertiban baik PKL dan kendaraan muatan barang dengan berkoordinasi dengan instasi terkait, seperti Pol PP, Kepolisian, Dishub dan lainnya. Ya, kita harus

mencari solusi yang baik, agar tidak ada pihak yang dirugikan, namun pasar bisa tertata rapi dan bersih,” ujarnya.

sumber ; sripo

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L