Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Rabu, 09 Maret 2011

Kondisi Air Sungai Surut dan Kotor

Kondisi beberapa sungai dalam Kecamatan Pendopo menjadi surut dan kotor. Hal ini diduga dampak dari pembukaan lahan sawit PT Empat Lawang Agro Perkasa (PT ELAP) yang telah merambah perbukitan.

Pengamatan , Selasa (8/3/2011), selain surut dan keruh kondisi beberapa sungai besar, seperti Sungai Air Deras dan Sungai Nibung dipenuhi ranting, batang, hingga akar batang besar. Diduga sampah pepohonan berasal dari pembukaan hutan ini hanyut terbawa arus sungai.
Menurut beberapa warga yang ditemui, selama ini kondisi sungai tidak begitu surut meskipun musim kemarau, apalagi sampai kotor oleh sampah pepohonan.

Padahal sungai itu dimanfaatkan oleh beberapa desa yang dilintasi sungai itu untuk keperluan sehari-hari seperti MCK, bahkan untuk dikonsumsi.

"Kondisinya sekarang ini, kalau hujan terjadi banjir, dan sebaliknya bila kemarau air terlalu surut. Padahal sebelumnya tidak seperti ini, kemungkinan besar penyebabnya karena kerusakan alam," ujar Hendi (34), salah seorang warga Desa Lubuklayang, Kecamatan Pendopo.

sumber ;sripo

Poto Anggota Komunitas L4L