Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Rabu, 27 April 2011

Petani Pilih Simpan Beras di Penggilingan

Para petani di Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empatlawang masih enggan untuk menjual beras hasil produksi sawah mereka. Pasalnya harga jual beras atau gabah kepada tauke atau pengepul anjlok. Harganya berkisar Rp 5.000 hingga Rp 5.600 per kilogram.

Petani kini lebih memilih menyimpan beras atau gabah dipenggilingan padi. Akibatnya penggilingan padi kini penuh dengan padi atau gabah simpanan petani.

Informasi yang dihimpun Selasa (26/4/2011), sebagian petani lebih memilih untuk belum menjual hasil panen mereka, bahkan ada yang belum melakukan penggilingan sama sekali. Mereka pun menumpuk hasil panen tersebut ke tempat penggilingan, baik berupa gabah ataupun sudah berupa beras.

“Bagaimana para petani di sini bisa meningkatkan taraf perekonomian, biaya besar, sementara harga penjualan hasil panen itu sendiri sangat murah. Harga beras paling tinggi Rp 5.600 perkilogramnya, itupun untuk beras yang kualitasnya bagus, ya apabila kualitasnya kurang lebih murah lagi,” ujar Basir, salah seorang petani dari Desa Jarakan, Kecamatan Pendopo.

Dikatakan, pada umumnya mereka keberatan dengan harga jual itu, karena bila diperhitungkan mereka merugi. Mereka tidak bisa mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan. Bahkan, bila dibandingkan dengan harga jual beras di pasaran saat ini, selisi harga sangatlah tinggi.

“Cobalah bayangkan, kita mengolah sawah perlu biaya, menanam padi, pembersihan gulma, panen, biaya-biaya lainnya, belum lagi untuk pembelian pupuk dan racun hama, ya biaya sangat besar. Kalau begini terus menerus bagaimana kita bisa meningkatkan perekonomian,” tambahnya.

Ditambahkan, Tamrin, petani lainnya, hal ini mestinya diperhatikan pemerintah, setidaknya jangan sampai harga jual beras turun drastis hingga di luar batas. “Kalau ini sudah di luar batas kewajaran, hidup para petani kian terjepit. Lagian dari pemerintah tampaknya tidak ada perhatian, sampai saat ini kita tidak pernah mendapat bantuan pupuk dan segalanya, ditambah lagi harga jual jauh lebih murah,” terangnya.

sumber ; sripo

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L