Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Selasa, 03 Januari 2012

Musim Hujan, Petani Kesulitan Jemur Kopi

Kondisi cuaca yang hujan terus-menerus dikeluhkan petani kopi di wilayah Empatlawang.

Dengan kondisi seperti saat ini, petani kesulitan untuk menjemur dan mengolah kopi.Kondisi demikian juga dikhawatirkan dapat memengaruhi kualitas kopi yang diolah dengan cara yang masih tradisional tersebut. Hasanudin,petani kopi warga Desa Muara Saling, mengatakan, jika kondisi sedang panas, dalam waktu kurang dari seminggu, kopi hasil panen sudah bisa dijual.Namun,dengan kondisi sekarang, minimal dua minggu kopi yang dipanen baru bisa dijual atau disimpan.

“Biasanya, memang tidak langsung dijual,tapi dikumpulkan dulu berupa bijian kopi yang sudah kering,” kata dia. Menjemurbijikopiharusbenarbenar kering. Jika tidak, saat disimpan dalam kondisi belum benar-benar kering, harganya akan murah atau lebih rendah dari pasaran normal. Untuk menghasilkan kopi dengan kualitas jual yang baik, sangat dibutuhkan kondisi cuaca yang terik untuk menjemur kopi. “Kalau begini terus, kopinya lambat sekali kering, bahkan terlalu lama dibungkus dengan terpal,” jelasnya.

Menurutnya, biji kopi yang terlalu lama dibungkus dengan terpal akan berdampak kepada biji kopi yang hendak dijual.Warnanya berubah menjadi kehitam- hitaman. Kalau sudah begitu, harganya jelas akan lebih murah saat dibeli oleh pengumpul atau tauke kopi. “Sekarang ini, kisaran harga kopi per kilonya antara Rp14.000-Rp15.000. Kalau kopi yang kita jual terlihat hitam atau agak keputih-putihan, harganya paling dibeli sekitar Rp12.000,”ungkapnya.

Hal senada dikatakan Warnani, petani kopi asal Pendopo, Empatlawang. Meskipun saat ini memang bukan sedang musim panen, kopi yang terkumpul dari hasil kebun kopi miliknya lambat sekali kering akibat cuaca yang sering hujan.Walau jumlah kopi yang dipetik dan dijemur tidak sebanyak saat musim panen, buah kopi itu menjadi penopang perekonomian keluarganya. 

sumber ; sindo

0 Comments:

Poto Anggota Komunitas L4L