Pasalnya, saat ini buah manggis asal dua daerah tersebut mendapat permintaan pesanan dari beberapa daerah di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung. Hanya, minat petani di kawasan itu untuk mengembangkan buah tersebut masih rendah. Manggis hanya dijadikan tanaman selingan di antara tanaman kopi. Menurut pengepul buah manggis di Desa Gunung Meraksa Lama, Kecamatan Pendopo, Wahyu, dia dan rekanrekannya membeli manggis dari warga di dua kecamatan tersebut untuk dikirim ke beberapa kota di Pulau Jawa. Itu pun karena sudah ada pesanan.
“Mereka memesan kepada kita,dan mungkin manggis asal Empatlawang ini kualitasnya berbeda dengan daerah lain sehingga mereka berulang kali memesan buah ini kepada kami,” ujar pria asal Palembang ini. Hanya,pasokan buah manggis masih terbatas karena belum ada sentra penanaman manggis di kawasan tersebut. Padahal, wilayah tersebut sangat berpotensi untuk pengembangan buah manggis.
“Kalau kami melihat batang dan kondisi buah di batang, di wilayah sini sangat cocok jika dijadikan sentra tanaman manggis,”ujarnya. Apalagi, harga manggis termasuk tinggi.Per kilogramnya bisa mencapai Rp8.000. Manggis asal daerah tersebut langsung dikirim ke kota pemesan, seperti Jakarta dan Bandung. Sekali pengiriman minimal 5 ton. “Kendalanya itu tadi, kita harus mengumpulkan dan membeli dari masyarakat,” ujarnya.
Camat Lintang Kanan Rahmat Riandy membenarkan jika di wilayah tersebut sangat cocok dan memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan tanaman manggis. Hanya, masyarakat belum ada yang berminat untuk menjadikan sebagai tanaman pokok.Padahal, peminat dan permintaan akan buah tersebut cukup tinggi. “Untuk jumlah batangnya cukup banyak,tapi masih jenis tanaman selingan, itu pun bibitnya masih jenis atau varietas lama,”ujarnya. Untuk lokasi,menurutnya, di wilayah Lintang Kanan masih sangat banyak.Apalagi, topografi tanah di wilayah tersebut termasuk lereng Gunung Dempo sehingga sangat cocok untuk dijadikan sentra tanaman buah tersebut.
“Jelas sangat cocok, iklim dan topografi tanahnya juga sangat mendukung,”jelasnya. Dia mengakui, masyarakat di wilayah tersebut masih menjadikan kopi sebagai tanaman utama. Jadi, buah-buahan masih bersifat tambahan atau selingan tanaman inti.
0 Comments:
Post a Comment