Selamat Datang

Tanggal 20 April 2007, daerah Lintang IV Lawang diresmikan sebagai Kabupaten yang ke 15 di Propinsi Sumatera Selatan, KABUPATEN EMPAT LAWANG sebutannya,yang meliputi 7 Kecamatan: Pendopo Lintang, Muara Pinang, Lintang Kanan, Ulumusi, Pasemah Air Keruh, Talang Padang dan Tebing Tinggi, melalui Media ini kami akan menampilkan Kabar dan perkembangan Kabupaten baru ini, baik dari sisi “Pembangunan, Seni Budaya, Pariwisata, Kebudayaan dan Sosial Politik” Media ini sebagai jembatan Silaturahmi Masyarakat Lintang IV Lawang yang ada di seluruh penjuru dunia, sebagai wujud kebersamaan membangun Kampung Halaman tercinta, kepada para pengunjung Blog ini kami persilakan anda mengutip/menyunting isi blog ini dan mohon dapat anda sebutkan sumbernya, yang tentunya kami berharap Suku Lintang IV Lawang dapat dikenal oleh masyarakat diseluruh dunia, untuk Masyarakat Empat Lawang yang Singgah disini saya undang anda untuk bergabung di KOMUNITAS/MILLIS Empat Lawang, silakan Klik alamat ini : http://groups.google.co.id/group/lintang-iv-lawang?hl=id Kritik dan saran kirim ke is.majid@gmail.com

AddThis

Bookmark and Share

Senin, 25 Mei 2009

Dua Sejoli Tewas Tenggelam

Satu Orang Korban Belum Ditemukan

MUARA PINANG – Sungguh malang nasib dua sejoli, Wes dan Desi, keduanya diketahui warga Desa Talang Tinggi, Kecamatan Muara Pinang. Ketika sedang asyik memadu kasih di pinggiran sungai Air Lintang, keduanya tenggelam dan hanyut terbawa arus sungai. Korban Wes berhasil ditemukan warga lima hari setelah kejadian dengan kondisi tubuh sudah membusuk.

Sedangkan korban Desi hingga berita ini diturunkan masih belum ditemukan. Upaya pencarian masih terus dilakukan warga dan sejumlah pawang yang didatangkan dari luar desa, namun sampai saat ini belum ada titik terang tentang keberadaan jasad korban.

Peristiwa ini sebetulnya terjadi Jumat pekan lalu, namun baru tersebar informasinya setelah Rabu (13/5) lalu warga berhasil menemukan korban Wes telah mengapung di dekat jembatan Air Lintang Sukudana, Kecamatan Muara Pinang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan, sepasang kekasih ini sebelum hanyut tenggelam terlebih dahulu menghadiri pesta pernikahan salah seorang keluarga korban di Desa Talang Tinggi Lama, Desa Sukudana. Sebagai sepasang kekasih yang lagi di mabuk cinta, kesempatan bertemu di pesta tersebut tidak disia-siakan begitu saja.

Pasangan ini pun menggunakan kesempatan untuk menikmati keindahan panorama alam dan aliran sungai Air Lintang. Sesekali keduanya duduk berdua dipinggir sungai sambil mengabadikan diri dengan berpose menggunakan kamera handphone. Karena melihat begitu indahnya aliran sungai, Desi meminta kekasihnya Wes untuk memotretnya dengan menggunakan handphone tadi.

Melompatlah Desi ke salah satu batu besar yang ada di lokasi pinggir sungai. Belum sempat berdiri diatas batu tadi, tiba-tiba saja salah satu kakinya terpeleset hingga membuat tubuhnya tercebur ke sungai. Melihat pujaan hatinya tercebur ke sungai, Wes berusaha untuk memberikan pertolongan dengan cara ikut terjun ke sungai. Bukannya pertolongan yang dapat diberikan, malah Wes ikut terbawa arus sungai dan tenggelam bersama Desi.

Warga di sekitar lokasi kejadian yang melihat kejadian tersebut langsung berteriak dan berhamburan menuju lokasi dimana dua sejoli ini tenggelam. Beberapa orang warga langsung berusaha melakukan pencarian, namun kedua korban tidak berhasil ditemukan. Hinga memasuki hari kelima, korban Wes berhasil ditemukan warga sudah mengapung dan kondisi tubuh telah membusuk didekat jembatan Air Lintang Sukudana.

Kepala Desa (Kades) Sukudana Hermanto saat dikonfirmasi via ponselnya membenarkan kejadian tersebut. ‘’Sejak kejadian secara bergotongn royong warga terus berusaha melakukan pencarian, namun baru korban Wes yang berhasil ditemukan di dekat jembatan Air Lintang Sukudana,’’ ujarnya, seraya mengatakan kalau pencarian juga dilakukan oleh sejumlah pawang dari desa tetangga.

Menurut Hermanto, korban Wes merupakan warga Talang Tinggi Lama, sedangkan korban Desi merupakan warga pendatang yang sengaja diajak Wes untuk menghadiri pesta di kampung halamannya. ‘’Informasi yang saya terima korban Desi merupakan warga asli Jambi, yang datang ke Talang Tinggi karena ikut Wes untuk menghadiri pesta,’’ jelasnya.

Masih menurut Hermanto, upaya pencarian terhadap korban Desi masih akan terus dilakukan hingga korban berhasil ditemukan. ‘’Dari hasil penelusuran pawang yang kita terjunkan, jasad Desi diperkirakan telah hanyut ke sungai Musi,’’ katanya. Namun Hermanto tetap berkeyakinan mayat korban akan berhasil ditemukan.(*)

Jumat, 22 Mei 2009

Jalan Lingkar Kota Segera Dibangun

EMPAT LAWANG – Komitmen Bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri (HBA) untuk segera membangun akses jalan, tidak dapat diragukan lagi. Setelah mulai akan membangun jalan poros Tebing Tinggi-Pendopo dan akses jalan Pasemah Air Keruh-Muara Pinang-Simpang Perigi, kali ini giliran jalan lingkar Kupang-Talang Gunung akan segera dibuka.

Sedikitnya Rp18 Miliar dana stimulus digelontorkan pemerintah pusat untuk membuka jalur alternative Kupang-Talang Gunung tersebut. “Jalur ini untuk mengatasi kemacetan di kota Tebing Tinggi,” ujar Bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri (HBA).

Menurut HBA, jalur ini kedepannya bakal ditingkatkan menjadi Jalur Lintas Sumatera (Jalinsum), dengan luas jalan (1-7-1), yakni satu meter bahu jalan kiri, tujuh meter lebar jalan dan satu meter bahu jalan kanan. Jadi, arus kendaraan dari dan keluar Empat Lawang tidak perlu lagi masuk kedalam kota.

Dengan begitu kemacetan yang selalu menghantui kabupaten termuda di Sumsel ini bisa diatasi. “Kalau jalur ini sudah terbuka, kemacetan bias diatasi. Berikutnya kita baru memikirkan pembangunan terminal,” terangnya.

Sekedar mengingatkan tahun anggaran 2009 ini, Pemerintah Provinsi melalui pos anggaran Dinas Pekerjaan Umum(DPU) Bina Marga mengalokasikan dana sebesar Rp11,5 miliar untuk membuka akses kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker) dengan Kecamatan Muara Pinang. Selama ini Paiker-Muara Pinang tidak terhubung, karena untuk menuju dan dari Paiker ke Muara Pinang harus melalui jalur Padang Tepong-Kota Pendopo. Kedepan hal itu tidak perlu lagi karena aksesnya telah terbuka yakni melalui Simpang Perigi-Kunduran-Raman -Pendopo-Muara Pinang.

Bagaimana jalan di Empat Lawang ? Bupati HBA mengatakan, pembangunan infrastruktur di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati terus dilakukan. Tahun anggaran 2009 Pemkab bakal membuka jalan poros Tebing Tinggi-Pendopo. Selain lebih layak dan landai dibandingkan akses via Talang Padang (jalan lama,red), akses yang dibuka dengan melibatkan unsur TNI ini jauh lebih pendek yakni 24 kilometer atau dua kali lipat lebih dekat dibandingkan akses lama 55 kilometer. “2009 ini aksesnya mulai kita buka dengan melibatkan unsur TNI,” ujar HBA.

Akses ini akan dibuat dua jalur, masing-masing jalur lebarnya 7 meter dengan lebar bahu jalan 1 meter. Jadi total lebar keseluruhan jalan 16 meter. Pembangunanya dilakukan secara bertahap. 2009 adalah pembukaan jalan. Anggaran yang disiapkan untuk membuka akses ini sebanyak Rp 2 miliar. 2010 dilanjutkan dengan pengerasan dan agregat kelas A, berikutnya 2011 dilanjutkan dengan aspal hotmik. “Ini tidak bisa dilakukan sekaligus, aksesnya kita buka bertahap,” imbuh HBA, seraya menambahkan tahap pertama baru dibuka satu jalur.

Jika akses ini sudah dibuka, antara Pendopo dan Tebing Tinggi akan menyatu dengan konsep Pendopo kota ekonomi, Tebing Tinggi pusat pemerintahan. Dampaknya, perkembangan dan pertumbuhan Bumi Saling Kruani Sangi Krawati akan sangat pesat, selain itu penyebaran kota juga akan tercipta. Para pengguna jalan yang akan ke Bengkulu Bengkulu dan Kepahyangpun bakal menggunakan jalur ini.

Dia yakin peningkatan infrastruktur ini bisa dilakukan dengan cepat. Apalagi Gubernur Sumsel H Alex Noerdin sudah mengalokasikan anggaran untuk membuka akses jalan bagi setiap kecamatan wilayah Kabupaten Empat Lawang (kan)

Rabu, 20 Mei 2009

Tahap Pertama 750 Dinyatakan Lulus

TEBING TINGGI – Kabar gembira bagi peserta tes seleksi Tenaga Kerja Sukarela Terdaftar (TKST) Kabupaten Empat Lawang. Setelah melalui proses seleksi yang cukup panjang, akhirnya hasil tes TKST yang sudah dilaksanakan beberapa bulan lalu, hari ini (Kamis 14/5) diumumkan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Empat Lawang.

Kepala BKD Empat Lawang Syafran Agusni melalui Kepala Bidang (Kabid) Penempatan dan Mutasi, Darlin Duntjik mengatakan, pengumuman hasil tes TKST bukan sengaja diperlambat. Akan tetapi keterlambatan pengumuman disebabkan beberapa hal, diantaranya karena belum selesainya pemeriksaan hasil tes.

‘’Belum selesainya pemeriksaan lembar jawaban hasil tes karena kita melakukan pemeriksaan secara manual,’’ ujarnya.

Kemudian, menurut Darlin selama ini pihaknya disibukkan dengan mempersiapkan pelantikan dan penempatan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) formasi 2008. Selama ini Pemkab juga disibukkan dengan perayaan HUT Kabupaten Empat Lawang ke-2.

“Masyarakat hendaknya dapat memahami dan mengerti kenapa pengumuman hasil tes TKST terlambat. Kami belum bisa mengumumkan hasil tersebut karena ada kesibukan yang juga sangat mendesak,’’ ujar Darlin.

Lebih lanjut Darlin mengatakan, pengumuman hasil tes TKST hari ini merupakan pengumuman tahap pertama sebanyak 750 orang. Sedangkan sisanya akan diumumkan pada tahap kedua. ‘’Untuk tahap pertama ini kita baru mengumumkan 750 orang, sisanya akan kita umumkan pada tahap berikutnya,’’ jelasnya, seraya mengatakan untuk pengumuman tahap kedua akan dilakukan secepatnya.

Kenapa diumumkan bertahap? Darlin mengungkapkan, tidak diumumkannya hasil tes secara serentak, supaya lebih memudahkan pihak panitia dalam mengurus administrasi peserta yang lulus nanti. ‘’Bisa dibayangkan jika seandainya kelulusan diumumkan serentak sebanyak 1500 orang, pastinya akan membuat kewalahan panitia yang jumlahnya terbatas,’’ ujarnya.

Kepada para peserta tes yang belum lulus pada pengumuman tahap pertama ini, diminta untuk bersabar menunggu pengumuman tahap kedua. ‘’Kita minta masyarakat dapat bersabar, kalaupun belum lulus pada tahap pertama ini harap menunggu sabar pengumuman tahap kedua,’’ katanya.

Kemudian kepada peserta tes yang dinyatakan lulus pada tahap pertama ini, harap melaporkan diri ke BKD Empat Lawang, mulai 15 sampai 20 Mei 2009.

‘’Peserta tes yang lulus diharap datang ke BKD untuk membuat surat pernyataan bersangkutan diatas materai Rp6.000, mengisi biodata, menyiapkan pas poto warna ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar dan menyiapkan map karton warna kuning sebanyak dua lembar,’’ jelasnya.

Ditegaskannya, bilamana sampai pada tanggal ditentukan tersebut peserta tes yang lulus tidak melaporkan diri ke BKD Empat Lawang, maka dianggap telah mengundurkan diri.

Sekedar mengingatkan, tes TKST ini berlangsung awal Januari lalu. Peserta tes sempat membludak karena mencapai lebih kurang 7.689 peserta. Pengumuman hasil tes sempat molor lantaran secara bersamaan Pemkab Empat Lawang disibukkan dengan pelantikan dan penempatan CPND formasi 2008.(*)

Selasa, 12 Mei 2009

Serapungan Meriahkan HUT ke-2 Empat Lawang

RIBUAN masyarakat Kabupaten Empat Lawang dan kabupaten tetangga membanjiri aliran sungai Musi Tebing Tinggi. Masyarakat memenuhi sungai Musi mengikuti lomba serapungan yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 Kabupaten Empat Lawang. Peserta serapungan, tidak hanya berasal dari kabupaten tetangga dalam provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saja, tetapi juga turut ambil bagian masyarakat dari provinsi tetangga seperti Bengkulu dan Jambi.

Serapungan dilepas Bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri (HBA) mulai start dari pinggiran pantai Musi, Desa Terusan Baru, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang. Tampak hadir Wakil Bupati H Sofyan Djamal (HSJ), Sekda HM Eduar Kohar (HEK) dan sejumlah pejabat penting di lingkungan Pemkab Empat Lawang.

Ribuan peserta serapungan dari dua kelas, masing-masing serapungan cepat dengan menggunakan bambu dan serapungan santai dengan menggunakan ban tampak menyusuri aliran sungai Musi, hingga finish di pulau Mas, Kelurahan Pasar Tebing Tinggi.

Peserta serapungan cepat diikuti 83 orang yang didominasi laki-laki. Hanya ada dua peserta perempuan yang mengikuti lomba serapungan cepat ini, masing-masing Eliza Rozaloman (39) yang mewakili Kecamatan Ulu Musi dan Dina Warga Pasar Ilir Tebing Tinggi yang mewakili Pol PP Empat Lawang serta Hendra, seorang bocah yang berumur 8 tahun warga Terusan Baru. Sedangkan peserta serapungan santai, diikuti oleh seluruh kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Peserta serapungan tersebut sangat antusias mengikuti acara yang menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Empat Lawang. Mereka tampak menikmati perjalanan mereka menuju garis finish di Pulau Mas Tebing Tinggi.

Tidak hanya lomba serapungan, untuk memeriahkan acara HUT ke-2 Empat Lawang, juga digelar lomba menangkap bebek yang diperebutkan oleh peserta di tengah sungai musi.

Bupati HBA dalam sambutannya mengatakan, melihat meriahnya lomba serapungan yang digelar, kedepan pihaknya akan mengagendakan acara tersebut sebagai acara tahunan. Tidak hanya itu, lomba serapungan juga akan dijadikan ikon Kabupaten Empat Lawang.

“Serapungan ini akan kita agendakan sebagai kegiatan tahunan, serta akan dijadikan ikon Empat Lawang,” ujar HBA,

Menurut HBA, serapungan merupakan salah satu budaya masyarakat Empat Lawang sejak zaman dahulu. Untuk itu, serapungan harus terus dilestarikan menjadi budaya khas di bumi Saling Keruani Sangi Kerawati ini.

“Sejak zaman Nenek Moyang kita dulu, serapungan sudah ada dan menjadi kebiasaan mereka dalam mengarungi sungai musi, mereka sudah sangat terbiasa dengan aktifitas mereka,” jelas HBA.

Awalnya sekitar tahun 1988, dahulunya Empat Lawang merupakan bagian dari kecamatan Kabupaten Lahat. ‘’Tahun 1988 serapungan di Tebing Tinggi mulai di kenal oleh masyarakat. Awalnya serapungan djadikan alat untuk menyeberangi sungai. Kemudian lama kelamaan dilombakan oleh masyarakat,” katanya.

Dengan bertambah semaraknya setiap tahun, lanjut bupati, maka dari itu serapungan ini akan dijadikan sebagai agenda nasional di Empat Lawang. Mulai dari rencana untuk membuat podium start di Desa Terusan Baru hingga finish dibawah jembatan musi di Tebing Tinggi. Podium itu sendiri, terang bupati, akan dianggarkan pada anggaran tahun 2010. “Serapungan dijadikan agenda nasional Empat Lawang,” ujarnya.

Selain dijadikan agenda nasional, serapungan di Empat Lawang juga akan diadakan satu tahun dua kali. Pelaksanaannya sendiri akan dilihat berdasarkan agenda tahunan di Empat Lawang. “Akan kita coba, serapungan ini akan diadakan dua kali dalam satu tahun,” tambahnya.

Kepada masyarakat Empat Lawang HBA menghimbau agar dapat terus melestarikan tradisi nenek moyang tersebut. Karena, menurutnya Serapung merupakan khas Empat Lawang.

Sementara itu, Ketua Panitia serapungan HUT ke II Empat Lawang Drs Sulaidi Syamsuddin mengatakan, pada serapungan kali ini diikuti 2 macam pertandingan serapungan. Pertama, serapungan cepat yang dikuti 82 orang. Terdiri dari 80 orang laki-laki, sedangkan 2 peserta perempuan. Kemudian serapungan santai diikuti lebih dari 7.000 ribu peserta. “Itu baru pesertanya saja, belum lagi masyarakat yang menonton,” tambahnya.

Sedangkan hadiah, lanjut Sulaidi, bupati Empat Lawang menyediakan 4 unit motor. Yang diberikan langsung dari bupati Empat Lawang 2 unit, sedangkan 2 unit lagi dari gubernur Sumsel. Belum lagi hadiah hiburan berupa televisi, kulkas, kipas angin, dispenser, blender, radio, dan masih banyak lagi.

Serapungan dalam rangka HUT ke-2 Empat Lawang start dari Desa Terusan Baru dan berakhir di bawah jembatan musi di Tebing Tinggi.

Empat unit sepeda motor dimenangkan Erwansyah warga PJKA Tebing Tinggi. Kemudian Apanda warga Padang Tepong Ulu Musi. Selanjutnya Saddam Husin warga Terusan Baru Tebing Tinggi, dan terakhir Suhaimi warga Kembahang Baru Tebing Tinggi.

Apanda warga Padang Tepong Ulu Musi sebagai pemenang motor mengatakan, dirinya sangat bahagia sekali mendapatkan sepeda motor. Karena kebetulan dirinya tidak ada motor selama ini. “Oi kak seneng nian aku, alhamdulillah pak bupati, semoga Empat Lawang EMASS-nya tercapai,” ujarnya yang tak menduga bila dirinya mendapatkan motor.(*)

Rabu, 06 Mei 2009

Shobur Diperiksa sebagai Saksi

Mantan Bupati Empat Lawang (4L) Abdul Shobur diperiksa sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan dan rehabilitasi Kantor Pemkab 4L di Pengadilan Negeri (PN) Lahat kemarin.

Sidang yang menghadirkan dua terdakwa berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pekerjaan Umum(PU) Kabupaten4Linidipimpin Hakim Ketua Mashuri Effendi dibantu dua hakim anggota, Edi Sanjaya Lase dan Mulyadi Aribowo.

Dalam sidang tersebut, Shobur dimintai keterangan terkait adanya barang bukti berupa foto kopi surat persetujuan langsung (PL) terhadap pengerjaan proyek pembangunan Kantor Pemkab 4L tertanggal 21 Mei 2007 dan 8 Februari 2008 senilai Rp2,2 miliar yang ditandatanganinya.

Namun, dalam kesaksiannya kemarin,Shobur membantah telah menandatangani surat tersebut. Pasalnya,sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Bupati 4L,dia hanya menjabat sekitar enam bulan. Shobur dilantik 20 April 2007 dan masa jabatannya berakhir pada 1 September 2007. “Tidak mungkin saya menandatangani surat tersebut.

Sebab, pada Mei 2007,saya baru saja dilantik. Sementara pada Februari 2008, status saya bukan lagi Bupati 4L. Jadi,saya sudah tidak punya wewenang apa-apa.Terlebih, harus menandatangani surat PL bernilai miliaran,” ungkap Shobur. Bahkan,saat dia meminta surat asli, pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) tidak dapat menunjukkannya.

Sebagai Pjs Bupati 4L, dia harus menjalankan sebuah kabupaten baru.Ketika itu, dia mendapatkan subsidi (dana hibah) sebesar Rp15 miliar yang bersumber dari APBD Sumsel sebesar Rp10 miliar dan APBD Lahat Rp5 miliar. Dana tersebut masuk ke kas Kabupaten 4L sebagai dana APBD atau sejenisnya.

Dalam hal ini, bupati diberikan wewenang untuk mengelola uang tersebut sesuai kebutuhan daerah. Namun, secara teknis, dana itu diberikan kepada instansi-instansi terkait. Salah satunya,menurut Shobur, adalah Dinas PU yang saat itu dipimpin Taswin selaku kepala dinas.

“Setelah satu bulan dilantik sebagai bupati, saya telah membentuk organisasi pemerintahan, termasuk mengangkat sejumlah kadis dan pejabat lainnya,”ujar Shobur. Namun,untuk menjalankan kegiatan pemerintahan, dibutuhkan kantor.

Untuk itu, Shobur menunjuk Dinas PU untuk menginventarisasi kebutuhan tersebut secara otonom,termasuk survei lapangan, menilai serta merincikan semua biaya pembangunan. Dalam hal ini, tandas Shobur, untuk biaya proyek yang bernilai di bawah Rp100 juta, dapat dilakukan PL.

Sementara, untuk proyek di atas Rp100 juta, tetap harus ditenderkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, karena situasi mendesak, pembangunan dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun anggarannya belum ada.“Setahu saya, pada September 2007 lalu, sejumlah rehab telah dilaksanakan dan sejumlah kantor,bahkan telah ditempati, ”bebernya.

Sementara itu, selain menghadirkan Abdul Shobur,persidangan juga menghadirkan pengusaha Dodik Haryanto.Menurut Dodik, sebagai pelaksana proyek,dia menjalankan sejumlah pembangunan, yakni pembangunan balai serbaguna oleh CV Sumber Makmur senilai Rp83 juta, pembangunan Kantor Dinas Perhubungan oleh CV Musi senilai Rp24 juta dan pembuatan jalan oleh CV Jaya Makmur Rp96 juta.

“Dalam hal ini,pihak kami hanya menyiapkan semua data perusahaan. Sementara untuk semua kontrak kerja dan berkas lainnya, telah disiapkan pihak PU,” kata Dodik. Sidang akan dilanjutkan pada Selasa (12/5). Majelis hakim meminta jaksa penuntut umum untuk menghadirkan saksi ahli. (sumber sindo)

Poto Anggota Komunitas L4L